Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) menjanjikan akan memberikan keuntungan menarik bagi pemilik saham terlebih setelah sahamnya masuk dalam indeks MSCI atau Morgan Stanley Capital Indonesia.
Presiden Direktur Amman Mineral Internasional Alexander Ramlie menyebutkan pihaknya akan berkomitmen untuk menjalankan bisnis dengan tata kelola yang baik sehingga layak menjadi contoh dan dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang saham.
“Kami merasa terhormat karena mendapat kepercayaan dari seluruh pemegang saham sehingga AMMN masuk dalam MSCI Global Standard Indexes,” katanya kepada Bisnis, Kamis (16/11/2023).
Ramlie mengatakan AMMN sebagai salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di dunia, berkomitmen untuk terus menjadi pemimpin dalam hal ide dan pemikiran serta terdepan dalam hal keunggulan operasional.
Saham AMMN resmi masuk dalam indeks bergengsi yaitu MSCI Global Standard Indexes yang akan berlaku pada 1 Desember mendatang.
Hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini, saham AMMN ditutup merah di posisi Rp7.175 atau tergerus 0,69%. Sepanjang perdagangan saham bergerak di level Rp7.150 hingga Rp7.300 per saham. Adapun kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp520,32 triliun.
Baca Juga
Riset Samuel Sekuritas yang diterbitkan baru-baru ini menyebutkan AMMN akan mendulang sentimen positif dengan masuk ke indeks MSCI. Hal tersebut karena rata-rata saham yang ditransaksikan (ADTV) dalam tiga bulan terakhir telah mencapai US$22,3 juta per hari, dan kapitalisasi pasar yang disesuaikan dengan free float mencapai US$34,3 miliar.
Di sisi lain, Samuel Sekuritas juga memperkirakan adanya lonjakan pendapatan yang besar pada kuartal IV/2023, terutama didorong oleh peningkatan input bijih dengan kualitas lebih tinggi dari Fase 7 lebih tinggi dari stok perusahaan, yang seharusnya berdampak pada peningkatan produksi tembaga dan emas.
“Perlu dicatat bahwa bijih segar menyumbang sekitar 50% dari total produksi pabrik AMMN pada kuartal III/2023. Oleh karena itu, kami mengharapkan pertumbuhan volume produksi tembaga dan emas QoQ sebesar 27,5% dan 74,5% pada kuartal IV/2023,” tulis Samuel Sekuritas dikutip Kamis (16/11/2023).
Samuel sekuritas juga menyebutkan estimasi produksi emas dan tembaga masing-masing sebesar 292 Mlbs dan 453 Koz. Target ini lebih rendah dibandingkan panduan AMMN yaitu tembaga dan emas sebesar 337 Mlbs dan 502 Koz.
Produksi tersebut juga akan diimbangi dengan permintaan global yang akan meningkat signifikan. Samuel Sekuritas memandang sepanjang 2023, produksi tembaga global meningkat karena peningkatan bertahap tambang Qualleveco dan Kamoa Kakula.
Meskipun demikian, Samuel Sekuritas percaya bahwa pertumbuhan pasokan tidak akan signifikan dalam jangka panjang, karena belanja modal terbatas untuk eksplorasi dapat menyebabkan cadangan terkuras dan kualitas bijih yang lebih rendah.
Di sisi lain, permintaan tembaga global akan meningkat secara signifikan seiring dengan meningkatnya penggunaan energi terbarukan dan kendaraan listrik di mana tembaga adalah bahan penting dalam generasi energi terbarukan dan baterai kendaraan listrik.
“Oleh karena itu, kami mengharapkan CAGR permintaan tembaga global akan melampaui pasokan tembaga global yaitu proyeksi CAGR 2023 sebesar 3,9% dan 2024 yaitu 2,2%,” seperti dikutip dalam risetnya.
Samuel Sekuritas mempertahankan rating hold untuk saham AMMN, dengan target harga Rp7.000 atau lebih tinggi dibanding target harga sebelumnya di Rp5.500 per saham.