Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Dunia Turun, Komentar The Fed Jadi Biang Keladi

Harga emas berjangka turun pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) karena komentar hawkish Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
Karyawan menunjukan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Selasa (22/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Selasa (22/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berjangka turun pada akhir perdagangan Sabtu pagi WIB karena komentar lanjutan Ketua Federal Reserve Jerome Powell memicu penekanan logam mulia.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Mercantile Exchange ditutup turun US$32,1 atau 1,63% menjadi US$1.937,7 per ounce.

Powell mengatakan pada konferensi yang diselenggarakan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) pada Kamis (9/11) bahwa bank sentral tidak akan ragu untuk menaikkan suku bunga lebih jauh jika diperlukan untuk mengekang inflasi.

"Jika diperlukan pengetatan kebijakan lebih jauh, kami tidak akan ragu untuk melakukannya,” kata Powell.

Namun demikian, Presiden Federal Reserve Bank Atlanta Raphael Bostic mengatakan pada Jumat (10/11) bahwa pembuat kebijakan dapat mengembalikan inflasi AS menuju target 2 persen tanpa perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut.

"Ini akan menjadi sesuatu yang akan memakan waktu," ujar Bostic dalam acara Kamar Dagang di Mobile, Alabama.

Pembacaan awal indeks sentimen konsumen Universitas Michigan turun menjadi 60,4 persen pada November dari pembacaan akhir Oktober sebesar 63,8, terendah sejak Mei.

Logam mulia lainnya, perak, untuk pengiriman Desember ditutup turun 62,4 sen atau 2,72 persen ke 22,281 dolar AS per ounce. Sedangkan platinum untuk pengiriman Januari ditutup turun 17,2 dolar AS atau 1,99 persen ke 845,6 dolar AS per ounce.

Sementara itu, Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan harga emas tampaknya akan sangat volatil. Kenaikan harga emas kemarin bersifat jangka pendek, jelas Fischer. Sedangkan, analisis jangka Panjang menunjukkan kecenderungan penurunan harga emas, serta perbandingan harga yang masih lebih rendah dari harga tertinggi sebelumnya.

Fischer mengatakan, pada perdagangan Kamis (9/11/2023), harga emas di pasar spot ditutup dengan kenaikan 0,43% di posisi US$1.958,19 per troy ons. Kenaikan tersebut diharapkan menjadi sinyal positif setelah penurunan tiga hari sebelumnya.

Sementara itu, pada perdagangan hari ini, Jumat (10/11/2023) pukul 06.00 WIB, harga emas di pasar spot bergerak stagnan di posisi US$1.958,22 per troy ons dengan kenaikan tipis sebesar 0,002%.

Adapun, soal pidato Powell terkait perlunya suku bunga yang lebih tinggi untuk mengendalikan inflasi, Fischer menjelaskan, para analis mencatat bahwa banyak pelaku pasar mengasumsikan siklus kenaikan suku bunga mungkin telah berakhir. Sedangkan, beberapa pejabat The Fed mengisyaratkan sebaliknya, mengingat perekonomian AS yang tetap kuat.

Di sisi lain, harga emas kemungkinan masih berada di bawah US$2.000 per ons sepanjang tahun 2023, dengan pengaruh besar dari geopolitik. Emas batangan turun lebih dari US$40 setelah mencapai US$2.000 per ons minggu lalu, kata Fischer, utamanya disebabkan peningkatan ketegangan di Timur Tengah yang mendorong aliran masuk ke aset safe-haven.

"Emas bergerak di atas US$2.100 pada kuartal kedua tahun 2024, dan katalis utamanya adalah perlunya The Fed untuk memulai penurunan suku bunga. Pelaku pasar juga mengamati pernyataan hawkish Powell, sambil mencatat bahwa pergerakan emas masih didorong oleh panasnya konflik di Timur Tengah.” jelas Fischer, Jumat (10/11/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper