Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berisiko Tertekan Sentimen The Fed, Rekomendasi Saham-Saham Ini Besok

IHSG berisiko tertekan bursa global yang menanti pidato The Fed tetapi masih ada sejumlah saham potensial.
Hafiyyan, Ibad Durrohman
Hafiyyan & Ibad Durrohman - Bisnis.com
Rabu, 8 November 2023 | 20:11
IHSG berisiko tertekan bursa global yang menanti pidato The Fed tetapi masih ada sejumlah saham potensial. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
IHSG berisiko tertekan bursa global yang menanti pidato The Fed tetapi masih ada sejumlah saham potensial. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi tembus 6.900 pada perdagangan Kamis (9/11/2023) seiring dengan potensi peningkatan saham big caps. Namun, IHSG berisiko tertekan bursa global yang menanti pidato The Fed.

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas menyampaikan pola pergerakan IHSG masih terlihat berada dalam rentang konsolidasi wajar ditengah minimnya sentimen dari dalam negeri maupun dari regional.

Namun, fluktuasi harga komoditas dan pergerakan nilai tukar rupiah menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pola gerak IHSG dalam jangka pendek. Selain itu, masih tercatatnya capital outflow secara ytd yang cukup signifikan hingga saat ini turut memberikan sentimen negatif bagi pergerakan IHSG.

Pada Kamis (9/11/2023) IHSG berisiko tertekan dalam rentang 6.754-6.923. Rekomendasi saham pilihannya BBCA, JSMR, TLKM, TBIG, UNVR, HMSP, GGRM, ITMG, KLBF.

Sementara itu, IHSG melemah ke level 6.804,10 pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (8/11/2023). Seiring dengan pelemahan indeks, saham emiten big caps, MDKA, PGEO dan PTRO terpantau anjlok sore ini.

Mengutip RTI Business, IHSG turun 0,58% atau 39,68 poin ke level 6.804,10 pada perdagangan hari ini. IHSG bergerak pada rentang 6.760 hingga 6.843 sepanjang sesi.

Tercatat, 186 saham menguat, 356 saham melemah, dan 211 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau menjadi Rp10.628 triliun.

Saham paling laris pada perdagangan kali ini dipimpin oleh PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. (BBRI) dengan nilai transaksi Rp452,2 miliar pada penutupan hari ini. Adapun saham BBRI terpantau turun 0,48% ke harga Rp5.225 per saham. Terlaris kedua ditempati oleh saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan nilai transaksi mencapai Rp368,6 miliar. Saham BMRI juga terpantau melemah 0,43% ke level Rp5.850.

Kemudian di posisi ketiga saham paling laris diisi oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang terkoreksi 1,40% atau 50 poin ke level Rp3.520. Saham TLKM mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp366,1 miliar sepanjang hari ini. 

Emiten big caps lain yang parkir di zona merah diantaranya, Saham MDKA yang anjlok 5,98% ke posisi Rp2.350. Selanjutnya saham PGEO juga ambles 4,76% ke level Rp1.300 per saham. Tak ketinggalan, saham PTRO juga terkoreksi cukup dalam 5,42% persen atau 230 poin ke posisi Rp4.010 per lembar saham.

Sementara saham tercuan atau top gainers hari ini ditempati oleh OILS yang melesat 18,98% ke level Rp163 per saham, disusul NZIA yang terbang 16,50% ke posisi Rp120 per saham, diposisi selanjutnya ada saham AHAP dan IKPM yang naik masing-masing 10,78% dan 9,70%.

IHSG Berisiko Tertekan Sentimen The Fed, Rekomendasi Saham-Saham Ini Besok

Bursa Asia

Bursa Asia juga turun pada hari ini, Rabu (8/11/2023), karena investor mewaspadai sejumlah pidato pejabat The Fed pekan ini. Topix Tokyo turun 1,16%, Hang Seng Hong Kong turun 0,56%, Strait Times Singapura turun 1,39%. 

Saham-saham di Asia dan Eropa serta saham-saham berjangka AS tergelincir pada hari Rabu karena para investor menunggu untuk mendengar lebih banyak dari para pejabat Federal Reserve yang akan berbicara minggu ini, termasuk Ketua Jerome Powell.

Indeks-indeks ekuitas Asia menurun. Indeks Topix Jepang berkinerja buruk dibandingkan dengan indeks-indeks lainnya setelah saham-saham bank Jepang turun tajam.

Saham bank di Negeri Sakura tertekan karena penurunan imbal hasil obligasi mengurangi ekspektasi profitabilitas yang lebih tinggi dan para investor mengambil untung dari salah satu sektor dengan kinerja terbaik tahun ini. Saham-saham Cina melemah setelah berfluktuasi antara keuntungan dan kerugian.

Para investor menantikan data ekonomi termasuk inflasi Jerman dan penjualan ritel Italia, serta komentar dari para pembuat kebijakan AS minggu ini termasuk Powell dan Presiden Fed New York John Williams, untuk melihat seberapa keras bank sentral akan melawan pelonggaran kondisi keuangan yang terjadi baru-baru ini.

"Para investor dengan hati-hati bertengger di tepi sebelum momen pengecekan realitas. Pidato Ketua Fed Powell hari ini dan data inflasi China besok memiliki potensi yang potensi besar untuk meneliti, dan bahkan mungkin membalikkan,  optimisme kenaikan saham baru-baru ini," kata Hebe Chen, analis di IG Markets Ltd., mengutip Bloomberg.

Obligasi AS stabil setelah spekulasi mengenai kenaikan suku bunga The Fed tahun depan membuat suku bunga obligasi turun tajam pada hari Selasa. Imbal hasil 10 tahun bertambah dua basis poin setelah jatuh di bawah 4,6% karena para pedagang mengabaikan komentar hawkish dari The Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper