Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) menyambut kedatangan 900 perusahaan tercatat pada Rabu (8/11/2023) seiring dengan masuknya 3 emiten baru.
Sebanyak tiga calon emiten PT Kian Santang Muliatama Tbk. (RGAS), PT Mastersystem Infotama Tbk. (MSTI), dan PT Ikapharmindo Putramas Tbk. (IKPM) menyelesaikan periode penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Ketiganya akan resmi tercatat di BEI pada Rabu (8/11/2023).
"Esok hari seremoni pencatatan saham perdana sekaligus selebrasi pencapaian 900 Perusahaan Tercatat," tulis BEI dalam undangannya.
Berdasarkan data e-IPO, RGAS, MSTI dan IKPM telah menjalankan masa penawaran umum sejak 2 November 2023, dan selesai pada 6 November 2023.
Kian Santang Muliatama (RGAS) sebagai calon emiten yang bergerak di industri perdagangan besar mesin peralatan dan perlengkapan lainnya, instalasi mekanikal, instalasi minyak dan gas itu melepas sebanyak 334,20 juta saham atau setara 22,90% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah proses IPO.
RGAS telah mematok harga IPO pada level Rp120 per saham dan mengincar dana segar sebesar Rp40,10 miliar.
Baca Juga
Selain menawarkan saham biasa, RGAS juga mengeluarkan waran seri I sebanyak 200,52 juta lembar atau setara dengan 17,82% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Waran seri I ini memiliki nominal Rp40 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp210 per saham. Adapun rasio waran seri I dengan saham biasa adalah 1 banding 3 artinya setiap kepemilikan 3 saham RGAS berhak atas 1 lembar waran seri I.
Sementara itu, IKPM melepas hingga 336,93 juta saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah proses IPO dengan harga penawaran Rp165 per saham. Dalam aksi korporasinya perseroan menargetkan dapat meraup dana segara Rp55,59 miliar
Sebagaimana diketahui, Ikapharmindo Putramas merupakan salah satu perusahaan farmasi di tanah air yang resmi didirikan pada 1978. Perseroan melaksanakan sejumlah kegiatan usaha utama, seperti industri produk farmasi untuk manusia, industri produk obat tradisional untuk manusia, industri kosmetik, industri bahan farmasi, industri kertas tissue, dan lainnya.
Terakhir, Mastersystem Infotama (MSTI) melepas sebanyak 470,82 juta saham atau setara 15% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah proses IPO dengan harga penawaran Rp1.355 per saham. Calon emiten yang bergerak di bidang solusi, integrasi dan pemeliharaan sistem teknologi informasi itu berharap mendapatkan dana segar sebanyak Rp637,97 miliar.
MSTI juga mengadakan Program Opsi Kepemilikan Saham kepada Manajemen dan Karyawan (Management Employee Stock Option Program/MESOP) dengan menerbitkan saham baru maksimal 80,04 juta saham biasa atas nama atau sebesar-besarnya 3% dari modal ditempatkan dan disetor.
PIPELINE IPO
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan terdapat maksimal 94 pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) yang dapat terjadi di 2023.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan dalam pipeline perusahaan tercatat Bursa tahun ini, sekitar 8 perusahaan akan melakukan pencatatan perdana saham pada tahun 2024. Secara jadwal, kata Nyoman, 20 perusahaan tercatat dijadwalkan melantai di tahun ini.
"Namun, itu tergantung bagaimana pace mereka, kecepatan mereka untuk merespons pertanyaan-pertanyaan dari regulator sehingga terpenuhi atau tidak," kata Nyoman ditemui di CEONetworking 2023, di Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Nyoman melanjutkan dari 20 calon emiten yang dijadwalkan melantai akhir tahun ini, terdapat succesfull rate, dengan Bursa akan menolak 30% di antaranya, dan 70% diterima untuk melantai. Hal ini karena bisa jadi Bursa tidak akan menyetujui respons dari pertanyaan terhadap calon emiten-emiten tersebut.
Menurut Nyoman, jumlah 94 perusahaan tercatat di tahun ini menjadi jumlah maksimal pencatatan saham.
"Jumlah 94 maksimal lah, tergantung keberhasilan mereka untuk dapat meyakinkan substansi," tuturnya.
Dalam pipeline terbarunya, Bursa menyatakan terdapat 74 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI tahun ini, dengan dana yang dihimpun Rp53,11 triliun. Hingga saat ini, terdapat 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.
Di antara calon perusahaan tercatat tersebut, sebanyak 17 perusahaan merupakan perusahaan dengan aset skala menengah dengan jumlah aset antara Rp50-Rp250 miliar. Sementara itu, 12 perusahaan merupakan aset skala besar dengan jumlah aset di atas Rp250 miliar.