Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan jumlah perusahaan tercatat di Indonesia telah tumbuh 7,9% hingga kuartal III/2023 ini.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan jumlah pencatatan saham baru sebanyak 74 perusahaan dengan pipeline 29 saham ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah dengan fund raise mencapai Rp53,1 triliun. Jumlah ini mengantarkan jumlah total perusahaan tercatat saham sebanyak 899 perusahaan.
Sementara itu, lanjut Iman, apabila pihaknya terus mencermati kondisi jumlah perusahaan tercatat di berbagai bursa global per September 2023, mayoritas masih mengalami pertumbuhan walaupun di level 1-3%.
"Dan pertumbuhan tertinggi yang masih tercatat di bursa kita dengan peningkatan sebesar 7,9%," kata Iman dalam CEONetworking, Selasa (7/11/2023).
Selanjutnya, kata dia, berdasarkan EY Global IPO Trends kuartal III/2023, BEI berada pada peringkat kelima dari sisi jumlah IPO secara bursa global dan peringkat ke-7 dari sisi raihan dana.
Dari sisi permintaan, kata Iman, terdapat 1,6 juta investor pasar modal baru sepanjang 2023 yang menjadikan total jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 11,9 juta investor atau tumbuh 5 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Investor ini didominasi oleh investor muda atau generasi milenial dan gen Z.
Baca Juga
"Ke depannya, tentu BEI akan senantiasa melakukan penyempurnaan dan peluncuran produk baru untuk menyediakan produk investasi yang bervariasi untuk dapat menunggu kebutuhan investor pasar modal," ucap Iman.
Dia melanjutkan, tahun ini total nilai kapitalisasi pasar saham telah menembus lebih dari Rp10.696 triliun rupiah, dengan RNTH sebesar Rp10,5 triliun per hari. Selain 898 saham tercatat, BEI juga mencatatkan 132 warrant terstruktur, 4 jenis futures, 9 EBA, 3 DIRE, dan 1 DINFRA.
Selanjutnya dari sisi produk obligasi, total nilai outstanding obligasi denominasi rupiah mencapai Rp5.980 triliun, sementara denominasi US Dollar mencapai US$571 juta. Melalui sistem perdagangan alternatif atau SPPA, Iman mengatakan rata-rata transaksi hariannya kini mencapai Rp425 miliar atau setara dengan 1,52% pasar perdagangan obligasi outright total.
Sementara itu, untuk kelas aset yang terbaru yakni unit karbon, Bursa mencatat hingga akhir Oktober 2023, terdapat total unit karbon tercatat lebih dari 1,7 ton CO2 ekuivalen dari dua proyek tercatat milik Pertamina NRE dan anak usaha PLN, dengan total volume perdagangan mencapai lebih dari 464.000 ton CO2 ekuivalen senilai Rp29 miliar.
"Ke depannya, tentu BEI akan senantiasa melakukan penyempurnaan dan peluncuran produk baru untuk menyediakan produk investasi yang bervariasi untuk dapat menunggu kebutuhan investor pasar modal," tutur Iman.