Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat hingga menyentuh level tertingginya sejak pekan lalu berkat disengat sentimen pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).
IHSG mengalami penguatan 0,81% atau 55 poin ke level 6.841 pada pukul 11.18 WIB. Adapun indeks komposit dibuka pada level 6.788 dan sempat menyentuh posisi tertinggi 6.861 yang menjadi posisi teratas dalam sepekan terakhir.
IHSG menguat berkat ditopang oleh 298 saham yang naik, 221 saham yang melemah dan 197 saham yang stagnan. Investor melakukan transaksi atas 12,7 triliun saham, dengan frekuensi sebanyak 624.321 kali dengan nilai mencapai Rp4,48 triliun.
Penguatan IHSG siang ini ditopang oleh sentimen pertumbuhan PDB yang mencapai 4,94% secara tahunan pada kuartal III/2023. Meskipun begitu, capaian produk domestik bruto (PDB) kuartal III/2023 lebih rendah dibandingkan kuartal II/2023, yaitu 5,17%.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar menjelaskan bahwa produk domestik bruto (PDB) kuartal III/2023 atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.296 triliun. Adapun, PDB berdasarkan harga konstan mencapai Rp3.124,9 triliun.
"Jika dibandingkan kuartal III/2022 atau yoy, maka ekonomi Indonesia pada kuartal III/2023 tumbuh 4,94%," ujarnya, Senin (6/11/2023). Pada kuartal III/2023, dia mengatakan perekonomian Indonesia secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq) tercatat tumbuh 1,69% persen. Secara tahunan (yoy), Indonesia tidak mampu menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen yang telah terjadi selama 8 kuartal berturut-turut.
Baca Juga
Di sisi lain, kebijakan The Fed untuk menahan suku bunga juga masih menjadi katalis positif bagi indeks komposit. Investment Specialist Sinarmas AM, Mohit Lalchandani menambahkan, keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga di tanggapi positif pelaku pasar, tecermin dari penguatan IHSG dan imbal hasil SUN hari ini. Alhasil, menurutnya aliran dana investor asing berpotensi meningkat ke pasar modal RI.
"Ke depannya, kami memproyeksi bahwa aliran dana asing akan meningkat dikarenakan kekhawatiran terhadap sikap the Fed sudah menurun," ujar Mohit.
Lebih lanjut, Mohit mengatakan terkait proyeksi The Fed akan menaikan suku bunga satu kali lagi di akhir tahun sudah sesuai dengan proyeksi pasar saat ini. Mengacu notulen dari Ketua Fed Jerome Powell bahwa kenaikan di akhir tahun nanti untuk mengevaluasi kembali data ekonomi terutama untuk target inflasi 2%.
Menurutnya, pasar saham dan obligasi mendapatkan dampak positif terhadap sikap dovish dari The Fed. Dia bilang, pasar saham secara valuasi saat ini cukup menarik minat investor asing untuk kembali masuk ke pasar saham indonesia.
"Sedangkan untuk pasar obligasi diperkirakan akan lebih stabil hingga akhir tahun, di mana hal sebut didukung oleh pernyataan The Fed pada hasil rapat pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Kamis dini hari WIB," kata dia.
Namun, risiko yang perlu dicermati pelaku pasar menurutnya adalah kondisi geopolitik jika perang di Timur Tengah jika terjadi eskalasi lebih jauh sehingga dapat meningkatkan ketidakpatian pada ekonomi global.