Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN yang dinahkodai oleh Erick Thohir menegaskan akan kembali mendorong usulan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp4 triliun untuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) pada tahun depan.
Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko menyampaikan bahwa setelah resmi mendapatkan suntikan modal negara senilai Rp6 triliun yang akan cair pada awal 2024, WIKA ditargetkan kembali meraih PMN sebesar Rp4 triliun.
“Iya jadi PMN kami [WIKA] pada tahun ini kan sudah dapat Rp6 triliun dan tahun depan kami akan ajukan lagi Rp4 triliun, tapi kami belum tahu nanti persetujuan di DPR,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Tiko menyampaikan sedikitnya ada beberapa alasan yang membuat Kementerian BUMN kembali mendorong usulan tersebut. Pertama, WIKA disebut terdampak dari penurunan nilai properti karena perseroan juga bergerak di industri tersebut.
Kedua, dia menyatakan bahwa Kementerian BUMN ingin mengembangkan kapasitas WIKA dalam bidang rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering-procurement-construction/EPC).
“Kami ingin WIKA menjadi leading player di bidang EPC untuk membangun nanti ke depan, seperti smelter, membangun pembangkit listrik renewable, dan sebagainya,” tuturnya.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, Kementerian Keuangan bersama dengan DPR RI sepakat untuk menyuntikkan PMN kepada WIKA sebesar Rp6 triliun yang cair pada awal 2024.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban menuturkan bahwa PMN Wijaya Karya akan cair bersamaan dengan dua perusahaan pelat merah lainnya, yakni PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia dan PT Hutama Karya.
Perinciannya, PT Hutama Karya akan mendapatkan PMN sebesar Rp18,6 triliun, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) mencapai Rp3,55 triliun, dan WIKA senilai Rp6 triliun.
“Jadi untuk semester I/2024 itu untuk tiga BUMN diharapkan bisa kami berikan PMN, yakni BPUI, WIKA, dan Hutama Karya,” ujar Rio dalam konferensi pers APBN Kita, pekan lalu.
Rionald menuturkan suntikan modal Rp6 triliun kepada WIKA diarahkan untuk meningkatkan kapasitas usaha dalam mendanai Proyek Strategis Nasional (PSN). Dengan demikian, langkah tersebut dapat mengurangi ketergantungan perseroan pada pinjaman berbunga.
Sejumlah PSN yang digarap WIKA, di antaranya Bendungan Cipanas di Jawa Barat dan Kereta Cepat Jakarta Bandung. Dalam dua proyek ini, perseroan menjadi bagian dari konsorsium HSRCC (High Speed Railway Contractors Consortium).