Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menyepakati perubahan tenggat jatuh tempo pelunasan utang Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 dari tahun 2023 ke 2025.
Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya mengatakan bahwa RUPO, yang digelar pada 20 Oktober 2023, menyetujui perubahan perjanjian perwaliamanatan terkait dengan tanggal pelunasan pokok Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020.
Dengan demikian, utang yang seharusnya jatuh tempo pada 18 Desember 2023, berubah menjadi 18 Desember 2025 untuk Obligasi Seri A dan B. Adapun untuk pelunasan pokok Obligasi Seri C akan jatuh tempo pada 18 Desember 2027.
“[Pelunasan pokok obligasi] yang semula jatuh tempo pada tanggal hari ulang tahun ke-3 terhitung sejak tanggal emisi yaitu pada tanggal 18-12-2023, menjadi jatuh tempo pada tanggal hari ulang tahun ke-5 terthitung sejak tanggal emisi yaitu tanggal 18-12-2025,” ujar Mahendra dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/10/2023).
Keputusan itu diambil berdasarkan pemungutan suara. Dari jumlah total suara yang diperhitungkan yakni 1.252.150.000.000 suara, sebanyak 942,9 miliar suara atau 75,30% menyetujui perubahan perjanjian perwaliamanatan.
Sementara itu, RUPO tetap mempertahankan besaran bunga obligasi . Menyitir laporan keuangan per 30 Juni 2023, Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A memiliki nilai pokok Rp331 miliar dengan bunga 8,60 persen per tahun.
Baca Juga
Mahendra mengatakan bunga obligasi akan dibayarkan setiap tiga bulan sekali terhitung sejak tanggal emisi yang sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi.
“Dalam hal tanggal pembayaran bunga obligasi jatuh pada hari yang bukan hari kerja, maka bunga obligasi dibayar pada hari kerja berikutnya tanpa dikenakan denda,” tuturnya.
Di sisi lain, WIKA mempunyai hak penuh untuk melakukan pelunasan awal atas seluruh atau sebagian obligasi melalui opsi beli kepada pemegang obligasi seri A. Pelaksanaan pelunasan tersebut dapat dilakukan melalui agen pembayaran.
Syarat dan ketentuan opsi beli obligasi seri A tertuang ke dalam 16 poin. Salah satunya menyebutkan opsi beli obligasi seri A dilakukan sesuai dengan ketentuan perjanjian perwaliamanatan dan tanpa persetujuan lebih dulu dari pemegang obligasi seri A melalui RUPO.
Adapun RUPO Wijaya Karya juga menyetujui pengesampingan pemenuhan kewajiban keuangan dengan catatan memelihara perbandingan aset lancar dan liabilitas lancar tidak kurang dari 100% dan memelihara perbandingan total liabilitas dengan ekuitas tidak lebih dari 2,50 kali.
Selanjutnya, memelihara perbandingan antara EBITDA dengan beban bunga pinjaman tidak kurang dari 1,00 kali untuk periode laporan keuangan WIKA per 31 Desember 2023.