Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang produsen nikel, PT PAM Mineral Tbk. (NICL) menorehkan kinerja ciamik dengan membukukan laba bersih Rp61,64 miliar sepanjang kuartal III/2023 meski penjualan tercatat turun.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih NICL naik 8,43% secara year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp56,85 miliar.
Kenaikan laba bersih NICL terjadi meski penjualan nikel tercatat turun 1,8% yoy menjadi Rp254,88 miliar hingga akhir September 2023 dibanding kuartal III/2022 sebesar Rp738,92 miliar.
Secara rinci, penjualan nikel PAM Mineral ke pihak ketiga yakni ke PT Kyara Sukses Mandiri sebesar Rp283,44 miliar atau berkontribusi 39,05% dari total penjualan. Selanjutnya penjualan ke PT Tsingkun Dua Delapan sebesar Rp218,14 miliar atau 30,05 persen.
Kemudian PT Zhao Hui Nickel sebesar Rp91,01 miliar atau sebesar 12,54%, dan penjualan lain-lain tercatat sebesar Rp133,27 miliar atau 18,36% dari total penjulan.
Seiring turunnya penjualan, beban pokok penjualan NICL juga turun 3,2% menjadi Rp584,93 miliar dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp604,27 miliar.
Baca Juga
Kontributor terbesar beban pokok perseroan berasal dari jasa kontraktor sebesar Rp207,85 miliar, royalti Rp69,76 miliar, manajemen stockpile Rp125,57 miliar, dan lain-lain.
Alhasil, laba bruto NICL terpantau naik 4,46% menjadi Rp140,93 miliar dibanding kuartal III/2022 sebesar Rp134,65 miliar.
Berdasarkan neraca, total aset NICL tumbuh menjadi Rp931,64 miliar hingga 30 September 2023 dibanding posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp600,87 miliar.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp107,84 miliar dibanding Desember 2022 yang sebesar Rp103,55 miliar. Sedangkan ekuitas juga naik menjadi Rp823,80 miliar dibanding akhir 2022 sebesar Rp497,31 miliar.