Bisnis.com, JAKARTA – Chief Executive Officer Schroder Investment Management, Michael Tjoajadi, mengungkapkan isu politik berkaitan dengan momentum Pemilihan Umum (Pemilu) pada 2024 berisiko menekan laju IHSG secara jangka pendek.
Menurutnya, secara keseluruhan, ada dua risiko yang membayangi kondisi pasar saham pada tahun depan. Pertama, risiko yang berasal dari sisi domestik yakni Pemilu. Dia mengatakan bahwa isu politik acapkali memberikan dampak terhadap pasar saham.
“Kalau kita bicara tentang local risk adalah politik. Politik selalu membawa risiko jangka pendek, dan itu hanya jangka pendek, karena orang akan bertanya-tanya nantinya apa kebijakan ekonomi dari masing-masing kandidat presiden,” tuturnya dalam acara Capital Summit & Market Expo 2023, di Jakarta, Jumat (27/10/2023).
Kendati wacana kebijakan ekonomi yang ditawarkan masing-masing bakal calon presiden (bacapres) saat ini nyaris serupa, hal tersebut akan tetap diperhatikan oleh para investor khususnya investor institusional.
Sementara itu, risiko berikutnya datang kondisi geopolitik global. Michael menyatakan bahwa risiko tersebut berpeluang mempengaruhi investor asing yang akan masuk ke Indonesia. Begitu pun dengan sentimen suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).
“Meskipun mereka nantinya kembali [ke Indonesia] karena cost of money menjadi lebih mahal, atau karena suku bunga ataupun fixed income menjadi lebih menarik untuk investasi,” ujarnya.
Baca Juga
Di sisi lain, J.P Morgan Indonesia memperkirakan ada dua sektor yang bakal tampil outperform pada 2024 atau tepat saat dengan Pemilihan Umum (Pemilu).
Executive Director J.P Morgan Indonesia Henry Wibowo mengatakan bahwa kedua sektor tersebut adalah perbankan dan sektor konsumer. Namun, konsumer akan menjadi sektor yang paling diuntungkan saat momentum Pemilu berlangsung.
“Saya rasa dua sektor ini akan tetap outperform tahun depan, terutama sektor konsumer, karena biasanya tahun Pemilu itu sirkulasi dana akan meningkat, sehingga konsumsi domestik juga ikut naik,” ujarnya kepada awak media.
Menurut Henry, performa sektor konsumer staples atau lebih dikenal fast moving consumer goods (FMCG) dan konsumer discretionary seperti perhotelan, otomotif, onderdil, garmen, hingga supermarket diperkirakan meningkat pada 2024.