Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melantai di Bursa, Saham Lovina Beach Brewery (STRK) Terbang ARA ke Rp135

Saham STRK mencatatkan peningkatan 35 persen pada debut perdagangan pagi ini, atau 35 poin ke level Rp135 per saham.
Jajaran direksi PT Lovina Beach Brewery Tbk. (STRK) saat penawaran umum perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/10/2023)/Bisnis-Rizqi Rajendra.
Jajaran direksi PT Lovina Beach Brewery Tbk. (STRK) saat penawaran umum perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/10/2023)/Bisnis-Rizqi Rajendra.

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen craft beer pertama di Indonesia dengan merek Stark, PT Lovina Beach Brewery Tbk. (STRK) melesat 35 persen atau tembus Auto Rejection Atas (ARA) usai resmi mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, (10/10/2023).   

Mengacu data BEI pukul 09.00 WIB, saham STRK mencatatkan peningkatan 35 persen pada debut perdagangan pagi ini, atau 35 poin ke level Rp135 per saham. Harga perdana saham perdana STRK masih di atas harga penawaran awal yang ditetapkan di Rp100 per saham.   

Adapun, frekuensi transaksi saham STRK saat pembukaan perdagangan sebanyak 1.460 kali dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 97.420 saham. Nilai transaksi (turnover) STRK pagi ini pun tembus Rp 1,32 miliar.  

Dalam aksi korporasi ini, STRK menunjuk PT Artha Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek, sementara PT Panca Global Sekuritas, PT KGI Sekuritas Indonesia, dan PT Waterfront Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin emisi efek.

Direktur utama STRK Bona Budhisurya mengatakan, rencana IPO perseroan merupakan salah satu langkah yang dilakukan guna mengembangkan usaha perseroan ke depan, agar target yang telah ditetapkan dapat terealisasi.

"Dengan diperolehnya dana dari hasil penawaran umum perdana saham SRTK, yang akan digunakan sesuai dengan rencana penggunaan dana oleh perseroan maupun anak perusahaan, produksi maupun distribusi produk perseroan akan meningkat," ujarnya dalam keterangannya, Selasa (10/10/2023).

Berdasarkan prospektus IPO, STRK menawarkan maksimal 1,18 miliar saham baru atau 11,01 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan harga IPO Rp100 per saham, maka STRK membidik dana segar hasil IPO sebesar Rp118 miliar.

Terkait rencana penggunaan dana IPO, sekitar 62,08 persen akan digunakan dalam bentuk penyetoran modal kepada anak perusahaan PT Lovina Industri Sukses, sedangkan sisanya akan digunakan perseroan untuk modal kerja. 

Sesuai rencana, PT Lovina Industri Sukses bakal menyerap dana yang disalurkan induk usahanya tersebut, sebanyak 18,11 persen untuk program reseach and development produk, sebanyak 42,26 persen untuk pembelian mesin, dan sekitar 39,63 persen untuk biaya operasional.

Sebagai pemanis IPO, STRK juga menerbitkan Waran Seri I sebanyak-banyaknya 3.245.000.000 atau 34,01 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.

Waran tersebut akan dibagikan secara otomatis sebagai insentif bagi para pemegang saham baru, di mana setiap pemegang 100 lembar saham SRTK berhak memperoleh 1 waran secara cuma-cuma. Nantinya, setiap 1 waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru.

STRK menetapkan harga pelaksanaan waran sebesar Rp250 per lembar yang dapat dikonversi menjadi saham dalam kurun waktu 6 bulan, pada periode 10 April 2024 hingga 9 Oktober 2024. Alhasil, SRTK mengincar dana segar hasil penerbitan waran Rp811,25 miliar.

Adapun pemegang saham STRK sebelum IPO terdiri dari PT Barito Mas Sukses 85,74 persen, Christopher Sumasto Tjia 0,63 persen, Felicia Mega SD 3,14 persen, Suhendra Widjaja 3,67 persen, Fanny Setiadi Faizal 3,41 persen, dan Constantius Kadarisman 3,41 persen. 

Menariknya, Christopher Sumasto Tjia, konglomerat pemilik PAM Group menjadi pengendali dan pemilik manfaat akhir (ultimate beneficial owner) dari STRK yang telah dilaporkan secara elektronik melalui AHU Online pada 21 Maret 2023, melalui notaris sesuai dengan ketentuan Perpres No. 13/2018. 

Dengan demikian, STRK memiliki perusahaan sepengendali atau sister company yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) di antaranya PT Bima Sakti Pertiwi Tbk. (PAMG), PT Karya Bersama Anugerah Tbk. (KBAG), PT PAM Mineral Tbk. (NICL) dan PT Wulandari Bangun Laksana Tbk. (BSBK).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper