Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp15.501, Dolar AS Ikut Tersungkur

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (27/9/2023), bersamaan dengan indeks dolar AS.
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di salah satu money changer, Jakarta, Sabtu (30/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (27/9/2023), bersamaan dengan indeks dolar AS.

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 11,50 poin atau 0,07 persen menuju level Rp15.501 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS juga melemah 0,04 persen ke 106,19.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia dibuka bervariasi. Won Korea, semisal, melemah 0,19 persen, yen Jepang naik 0,09 persen, dan yuan China menguat 0,17 persen.

Adapun rupee India melemah 0,11 persen, ringgit Malaysia turun 0,34 persen, baht Thailand melemah 0,14 persen, dan peso Filipina menguat 0,05 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan hari ini mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada rentang Rp15.480 hingga Rp15.550.

Menurutnya, pelemahan rupiah tak lepas dari pernyataan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari yang menyebut bahwa suku bunga akan naik setidaknya sekali lagi pada tahun 2023.

Selain itu, Kashkari memprediksi bahwa tingkat suku bunga acuan The Fed juga akan terus menanjak hingga 2024 mendatang.

"Komentarnya serupa dengan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang mengatakan inflasi yang tinggi dan pasar tenaga kerja yang ketat akan menyebabkan kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini," ujarnya dalam riset harian, dikutip Rabu (27/9/2023).

Di Asia, pengembang properti China Evergrande Group yang terkepung mengatakan pihaknya tidak akan dapat menerbitkan utang baru karena penyelidikan pemerintah.

Hal tersebut diperkirakan meningkatkan kekhawatiran atas pengawasan pengaturan yang lebih ketat terhadap sektor ini, yang telah berjuang menghadapi krisi uang tunai selama tiga tahun.

Dari dalam negeri, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan mengalami peningkatan sebesar 5,2 persen. Namun sebaliknya, ekonomi memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi tanah air akan berada pada rentang 4,9 persen-5,1 persen.

Adapun, pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi global 2024 yang diproyeksikan oleh sejumlah organisasi internasional seperti World Bank, International Monetary Fund (IMF), serta Organization Economic Cooperation (OECD).  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper