Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke posisi Rp15.490 pada perdagangan hari ini, Selasa (26/9/2023).
Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.22 WIB, nilai tukar rupiah tergelincir ke Rp15.490 per dolar AS atau turun sekitar 0,57 persen atau 87,5 poin dari posisi sebelumnya. Adapun, indeks dolar AS terpantau menguat tipis 0,08 persen menuju ke Rp106,08.
Senasib dengan rupiah, sebagian besar jenis mata uang lain di kawasan Asia juga ditutup melemah pada akhir perdagangan hari ini. Misalnya saja seperti dolar Hong Kong yang nilai tukarnya terhadap dolar AS melemah 0,03 persen ke HKD 7,81, kemudian dolar Singapura yang melemah 0,11 persen, peso Filipina melemah 0,33 persen.
Selain itu ada rupee India yang melemah 0,09 persen, ringgit Malaysia yang turun 0,09 persen, baht Thailand turun 0,28 persen, dolar Taiwan yang melemah 0,17 persen, serta won Korea yang melemah 0,93 persen.
Sebaliknya, dua mata uang justru berhasil ditutup menguat pada sore hari ini, yaitu yen Jepang yang menguat 0,02 persen serta yen China yang menguat 0,02 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa kondisi pelemahan rupiah hari ini tak lepas dari pernyataan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari yang menyebut bahwa suku bunga akan naik setidaknya sekali lagi pada tahun 2023.
Baca Juga
Selain itu, Kashkari memprediksi bahwa tingkat suku bunga acuan The Fed juga akan terus menanjak hingga 2024 mendatang.
"Komentarnya serupa dengan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang mengatakan inflasi yang tinggi dan pasar tenaga kerja yang ketat akan menyebabkan kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini," ujarnya dalah riset harian, Selasa (26/9/2023).
Di Asia, pengembang properti China Evergrande Group yang terkepung mengatakan pihaknya tidak akan dapat menerbitkan utang baru karena penyelidikan pemerintah. Hal ini diperkirakan meningkatkan kekhawatiran atas pengawasan pengaturan yang lebih ketat terhadap sektor ini, yang telah berjuang menghadapi krisi uang tunai selama tiga tahun.
Dari dalam negeri, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan mengalami peningkatan sebesar 5,2 persen. Namun sebaliknya, ekonomi memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi tanah air akan berada pada rentang 4,9 persen-5,1 persen.
Adapun, pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi global 2024 yang diproyeksikan oleh sejumlah organisasi internasional seperti World Bank, International Monetary Fund (IMF), serta Organization Economic Cooperation (OECD).
Sementara itu, pada perdagangan besok, Rabu (27/9/2023), mata uang rupiah diprediksi bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada rentang Rp15.480 hingga Rp15.550.