Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan koreksi secara teknikal pada perdagangan hari ini, Rabu (13/9/2023).
Analis RHB Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan IHSG terlihat melakukan koreksi teknikal dari resistance garis MA5 untuk menguji support garis MA20.
“Jika support garis MA20 tertembus maka berpeluang untuk kembali melakukan koreksi teknikal dan menguji support garis MA50,” kata Wafi dalam riset harian.
Namun jika IHSG mampu bertahan diatas garis MA20 maka berpeluang untuk kembali rebound dan breakout resistance garis MA5 untuk melanjutkan fase bullish-nya.
Pada penutupan perdagangan sebelumnya, IHSG parkir di level 6.933 atau turun 0,42 persen. Sepanjang perdagangan, IHSG sempat begerak di zona hijau pada level 6.976 dan level terendah di 6.928. Sebanyak 245 saham menguat, 286 saham melemah dan 222 saham stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp10.279,42 triliun.
Wafi memperkirakan IHSG saat ini akan bergerak di kisaran 6.875 hingga 7.000. Seiring dengan prediksi IHSG tersebut, RHB Sekuritas merekomendasikan beberapa saham, yaitu:
Baca Juga
- ICBP Buy area disekitar Rp11.125 dengan target jual di Rp11.400 hingga Rp11.775. Cut loss di Rp10.950.
- MYOR Buy area disekitar Rp2.600 dengan target jual di Rp2.730 hingga Rp2.800. Cut loss di Rp2.540.
- BSDE Buy jika breakout Rp1.060 dengan target jual di Rp1.110 hingga Rp1.185. Cut loss di Rp1.035.
- ERAA Buy area disekitar Rp478 dengan target jual di Rp505 hingga Rp530. Cut loss di Rp472.
Sementara itu, Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan mengatakan IHSG masih berpeluang rebound jterbatas ika bertahan di atas MA20. Sebaliknya, jika turun ke bawah 6.930 (MA20), IHSG rawan koreksi lanjutan ke kisaran level psikologis 6.900.
Pergerakan IHSG pada pekan ini dibayangi oleh antisipasi sejumlah data ekonomi penting. Dari eksternal, inflasi AS diperkirakan naik ke 3,6 persen yoy di Agustus 2023 dari 3,2 persen yoy di Juli 2023.
Kenaikan inflasi ini kembali memicu spekulasi kenaikan The Fed Rate di FOMC November 2023. Terkait kebijakan moneter, The Fed dijadwalkan rilis hasil FOMC di 20 September 2023 dan ECB dijadwalkan rilis pada 14 September 2023.
Dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi penurunan nilai ekspor dan impor di Agustus 2023 yang diperkirakan lebih dalam dibanding penurunan di Juli 2023.
‘Pasar dapat mencermati peluang bullish continuation pada BRPT, serta potensi rebound pada AKRA, DSNG, ERAA, PGAS, PGEO, BRIS dan BSDE,” imbuh Valdy.