Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas global hari ini berpeluang rebound setelah jatuh ke level terendah dalam tiga minggu pada penutupan perdagangan Selasa (12/9/2023), karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) memberikan tekanan terhadap logam mulia ketika para pedagang menunggu data inflasi AS terbaru.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, merosot 12,10 dolar AS atau 0,62 persen, menjadi ditutup pada 1.935,10 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.947,50 dolar AS dan terendah di 1.929,90 dolar AS.
Tim analis Monex Investindo Futures mengatakan, Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) Amerika Serikat akan dirilis malam ini dan bisa mempengaruhi probabilitas kenaikan suku bunga.
"Bank sentral AS (The Fed) akan mengumumkan suku bunga pada 21 September (waktu AS), pelaku pasar melihat suku bunga akan dipertahankan di 5,25 persen - 5,5 persen," ujar Monex dalam riset hariannya, Rabu (13/9/2023).
Tetapi pada rapat kebijakan moneter November lanjut Monex, probabilitas kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin berada di atas 40 persen. Artinya peluang kenaikan suku bunga cukup besar, dan rilis CPI bisa meningkatkan atau menurunkan probabilitas tersebut.
"Sebelum rilis data CPI malam nanti, harga emas masih akan volatil dan berpeluang naik pada perdagangan sesi Asia Rabu (13/9/2023) setelah turun cukup tajam kemarin," jelas monex.
Baca Juga
Sementara itu, Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,2 persen menjadi 104,72 pada perdagangan Selasa (12/9). Sejak mencatat level terendah tahun ini pada 13 Juli, indeks dolar AS telah naik lebih dari 4,0 persen, menurut data FactSet.
Penguatan dolar, "hambatan bagi emas, terus berlanjut dengan hanya beberapa kemunduran kecil di sepanjang perjalanannya," kata Michael Armbruster, Managing Partner di Altavest, sebagaimana dikutip Antara. "Yang lebih penting, imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang terus mengalami tren lebih tinggi," lanjutnya.
“Kami menyukai emas dalam jangka panjang, namun dua hambatan ini membatasi harga emas untuk saat ini,” katanya.
Prospek kenaikan suku bunga lagi dari Federal Reserve pada pertemuan November juga melemahkan harga emas. Investor juga menunggu indeks harga konsumen (IHK) AS untuk Agustus, yang merupakan ukuran utama inflasi, yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat.
Prospek inflasi dan suku bunga AS tetap tinggi, menunjukkan adanya tekanan yang lebih besar terhadap harga emas dalam beberapa bulan mendatang.
Sementara itu, Federasi Bisnis Independen Nasional mengatakan pada Selasa (12/9) bahwa indeks optimisme usaha kecil turun menjadi 91,3 pada Agustus dari 91,9 pada Juli, menjaganya jauh di bawah rata-rata indeks selama 49 tahun yaitu 98 selama 20 bulan berturut-turut.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember menguat 1,90 sen atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada 23,402 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober terangkat 10,50 dolar AS atau 1,16 persen, menjadi menetap pada 912,80 dolar AS per ounce.
Harga emas spot turun 0,15 persen atau 2,93 poin ke US$1.910,74 per troy ounce pada 14.35 WIB.
Harga emas Comex kontrak Desember 2023 juga melemah 0,14 persen atau 2,70 poin ke US$1.932,40 per troy ounce.
Harga emas spot turun 0,24 persen atau 4,60 poin ke US$1.909,07 per troy ounce pada 10.20 WIB.
Harga emas Comex kontrak Desember 2023 juga melemah 0,20 persen atau 3,90 poin ke US$1.931,20 per troy ounce.