Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pergerakan Harga Emas Hari Ini kala Fokus Investor Beralih ke Minyak Mentah

Harga minyak mentah dunia membuat investor mengalihkan fokusnya dari investasi emas sehingga membuat harga logam mulia itu tertekan.
Karyawan menunjukan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Selasa (22/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Selasa (22/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia membuat investor mengalihkan fokusnya dari investasi emas sehingga membuat harga logam mulia itu tertekan.

Tim riset MIFX mencatat harga emas turun US$21 sepanjang pekan lalu ke US$1.918 per troy ons. Mereka menilai kenaikan harga harga minyak mentah dan perekonomian Amerika Serikat (AS) yang masih kuat menjadi biang kerok utama penurunan tersebut.

Pasalnya harga minyak mentah naik hingga ke level tertinggi dalam 10 bulan terakhir. Hal itu dapat berisiko memicu kenaikan inflasi. Di sisi lain, sektor jasa Amerika Serikat meningkatkan ekspansi pada Agustus. Dua faktor tersebut menghidupkan kembali spekulasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga lagi pada November.

Tim riset MIFX memperkirakan harga emas masih akan volatil dengan peluang naik pada perdagangan sesi Asia Senin (11/9/2023).

Sementara itu, harga emas sedikit menguat pada akhir perdagangan pekan lalu sehingga menghentikan penurunan tiga sesi beruntun, ketika investor menunggu indeks harga konsumen (IHK) AS Agustus pekan depan.

Data inflasi tersebut kemungkinan akan menjadi faktor kunci dalam keputusan suku bunga Federal Reserve pada pertemuannya akhir bulan ini.

Emas berakhir pada Jumat (8/9/2023) hanya beberapa sen lebih tinggi setelah penurunan yang menarik harga ke level terendah dalam hampir dua minggu pada Kamis (7/9/2023). Namun, emas membukukan kerugian mingguan sebesar 1,2 persen seiring menguatnya imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar AS secara keseluruhan.

Logam mulia telah berada di bawah tekanan jual baru pada minggu ini, “sebagian besar karena penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah,” kata David Russell, CEO GoldCore. "Peningkatan data AS dan komentar dari anggota FOMC yang menyatakan suku bunga bisa tetap lebih tinggi, lebih lama, memberi lebih banyak pemicu untuk dinamika ini."

Meningkatnya imbal hasil dapat berdampak negatif bagi emas, meningkatkan peluang kerugian untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil, sementara penguatan dolar membuat harga komoditas dalam satuan lebih mahal bagi pengguna mata uang lainnya.

Data ekonomi yang lebih baik dan harga minyak yang naik ke level tertinggi pada tahun 2023 telah memicu kekhawatiran pasar bahwa Federal Reserve mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut atau membiarkannya lebih lama dari perkiraan, sehingga melemahkan harga emas sepanjang pekan.

Data IHK AS Agustus kemungkinan akan menjadi faktor kunci dalam keputusan suku bunga Federal Reserve pada pertemuannya akhir bulan ini.

“Mungkin logam kuning akan menemukan pijakan yang stabil di kisaran 1.900-1.950 dolar AS sambil menunggu data inflasi minggu depan dan pertemuan The Fed pada minggu berikutnya,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA, mengacu pada pembaruan IHK Agustus mendatang dan keputusan suku bunga bank sentral.


Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper