Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah hari ini diperkirakan menguat terbatas dipengaruhi oleh laju dolar AS menjelang rilis data-data ekonomi China dan Amerika Serikat.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan rupiah tercatat ditutup stagnan Rp15.325 per dolar AS pada akhir pekan lalu, sementara dolar AS juga diperdagangkan sideways pada Jumat (8/9/2023) karena indikator ekonomi AS dari kedua sisi memberikan sinyal yang berbeda.
Salah satu indikator manufaktur AS, yakni US Wholesale Inventories mencatatkan -0,2 persen secara bulanan (mom), lebih rendah dari periode sebelumnya, -0,1 persen mom. Setelah data dirilis, indeks dolar AS sempat melemah hingga mencapai 104,69. Namun kemudian indeks dolar AS rebound, didukung oleh data Houesehold Net Wort Change yang mencatat US$5,49 miliar dari sebelumnya US$2,98 miliar.
Pada akhir hari perdagangan Jumat waktu setempat, indeks dolar AS menguat 0,03 persen menjadi 105,06. Di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah AS naik 2 basis poin menjadi 4,26 persen.
“Selama sepekan dolar AS menguat 0,82 persen terhadap semua mata uang G-10, didukung oleh data ekonomi AS yang solid dan pernyataan pejabat Fed yang mengindikasikan stance kebijakan hawkish,” kata Josua kepada Bisnis, Senin (11/9/2023).
Pekan lalu, lanjut Josua, akibat berbagai data perekonomian AS menunjukkan angka yang solid, rupiah akhirnya melemah 0,55 persen selama lima hari perdagangan.
Baca Juga
Lebih lanjut pasar Surat Utang Negara (SUN) diperdagangkan beragam, di mana obligasi bertenor 5 tahun dan 15 tahun tercatat tidak berubah, sedangkan yield obligasi bertenor 10 tahun dan 20 tahun turun sebesar 4 bps dan 1 bps. Pekan lalu, yield obligasi 10 tahun naik 16 bps menjadi 6,55 persen.
Volume perdagangan obligasi pemerintah mencatat rata-rata Rp13,88 triliun pada minggu lalu, lebih rendah dibandingkan minggu sebelumnya, yaitu rata-rata sebesar Rp17,21 triliun.
“Pada pekan ini, rupiah akan diperkirakan menguat terbatas seiring dengan rilis data China seperti inflasi, retail sales dan industrial production bulan Agustus yang diproyeksikan meningkat,” tutur Josua.
Menurut dia, rilis beberapa data ekonomi AS seperti inflasi, retail sales, industrial production dan consumer sentiment yang diperkirakan akan cenderung mixed di mana inflasi inti AS diperkirakan menurun sementara inflasi umum diperkirakan meningkat.
Pada pekan ini, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp15.250-Rp15.375 per dolar AS.
Simak pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS secara live.
Rupiah ditutup melemag tipis 0,01 persen atau 2 poin ke Rp15.329,50 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS turun 0,41 persen atau 0,43 poin ke 104,66/
Rupiah masih melemah 0,09 persen atau 13,50 poin ke Rp15.341 per dolar AS pada 14.34 WIB.
Adapun indeks dolar AS turun 0,48 persen atau 0,50 poin ke 104,58.
Rupiah melemah 0,12 persen atau 18,50 poin ke Rp15.346 per dolar AS pada 11.54 WIB.
Adapun indeks dolar AS terpantau turun 0,35 persen atau 0,36 poin ke 104.73.
Rupiah cenderung tertekan 0,19 persen atau 29,50 poin ke Rp15.357,00 per dolar AS pada 10.21 WIB.
Sementara indeks dolar AS melemah 0,35 persen atau 0,36 poin ke 104,73.
Rupiah melemah 27,50 poin atau 0,18 persen menuju level Rp15.355 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS turut melemah 0,27 persen ke 104,80.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia dibuka bervariasi. Won Korea, misalnya, turut 0,07 persen, yen Jepang menguat 0,68 persen, sementara yuan China menguat 0,27 persen.