Bisnis.com, JAKARTA - Anak usaha Grup Pelindo, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) memproyeksikan kinerja hingga 2024 akan moncer, seiring dengan upaya pemerintah yang tengah menggenjot ekosistem kendaraan listrik sehingga perdagangan mobil listrik diprediksi akan meningkat.
Adapun, IPCC telah melakukan ekspansi dalam ekosistem terminal kendaraan seperti pengangkutan mobil, pelayaran, dan Pre Delivery Center (PDC). Perseroan juga memperluas jangkauan wilayah terminal kendaraan seperti Balikpapan, Surabaya, Banjarmasin, dan pelabuhan lain yang potensial.
"Dukungan pemerintah kepada produsen dalam pengembangan kendaraan listrik semakin membuka potensi peningkatan perdagangan kendaraan," ujar manajemen IPCC dalam materi paparan publik di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu, (6/9/2023).
Tak hanya itu IPCC juga akan menyiapkan penanganan untuk kendaraan listrik seperti penyediaan fasilitas pendukung stasiun pengisian daya di area terminal.
Untuk memperluas layanan operasional bongkar muat kendaraan di pelabuhan, IPCC menjajaki kerja sama dengan berbagai produsen mobil. Salah satunya yaitu dengan pabrikan Hyundai yang telah berinvestasi secara signifikan di Indonesia dengan membangun pabrik baru di Cikarang, Jawa Barat, serta berniat untuk memindahkan basis Asia Pasifik ke Indonesia.
"Selain Hyundai, IPCC juga membuka kerja sama dengan produsen mobil lain seperti Suzuki, Isuzu, Toyota, dan lainnya," katanya.
Baca Juga
Ditinjau berdasarkan pengangkutan kargo, sepanjang periode Januari-Juli 2023, IPCC telah mengangkut kendaraan ekspor completely built up (CBU) sebanyak 215.486 unit, atau naik 18,92 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama 2022 sebanyak 181.191 unit.
Sedangkan untuk pengangkutan kendaraan impor CBU, IPCC telah mengangkut 50.469 unit, atau naik 49,44 persen yoy dibandingkan 7 bulan pertama 2022 sebanyak 33.770 unit.
Menilik kinerja keuangannya, IPCC mencetak laba tahun berjalan Rp78,91 miliar pada semester I/2023 atau naik 69,37 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp45,41 miliar.
Naiknya laba IPCC berbanding lurus dengan naiknya pendapatan perseroan. Emiten logistik tersebut membukukan pendapatan operasi Rp366,96 miliar sepanjang semester I/2023, atau naik 21,37 persen yoy dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp302,33 miliar.
Kontribusi pendapatan IPCC ditopang oleh pelayanan jasa terminal dan jasa barang di pelabuhan sebesar Rp386,38 miliar. Selebihnya, pelayanan jasa rupa-rupa, bisnis fasilitas dan utilitas berkontribusi sebesar Rp10,57 miliar.
Berdasarkan segmen geografis, wilayah pelabuhan Tanjung Priok menyerap porsi pendapatan terbanyak untuk IPCC mencapai Rp341,53 miliar. Selanjutnya Belawan, Sumatera Utara Rp11,65 miliar, Makasar, Sulawesi Selatan sebesar Rp7,22 miliar dan Pontianak, Kalimantan barat sebesar Rp6,53 miliar.