Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen minyak sawit dalam konglomerasi grup Salim, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) menyampaikan akan melakukan pengalihan saham hasil pembelian kembali atau buyback sebanyak 2,9 juta lembar saham.
Corporate Secretary LSIP Fajar Triadi dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan LSIP menyampaikan rencana pengalihan saham hasil pembelian kembali sebanyak 2,9 juta saham, dengan cara dijual ke lantai bursa.
"LSIP telah menunjuk PT Harita Sekuritas sebagai Anggota Bursa yang akan melakukan penjualan saham treasuri tersebut di Bursa," kata Fajar, dikutip Minggu (3/9/2023).
Penjualan saham treasuri ini akan dimulai 14 hari, terhitung sejak tanggal keterbukaan informasi tersebut. Penjualan ini akan dilakukan pada tanggal 15 September 2023 sampai 16 Desember 2023.
Tidak dijelaskan harga rata-rata perolehan saham treasury oleh LSIP. Meski demikian, sebagai pembanding sepanjang 2020 harga saham LSIP menyentuh titik terendah Rp498 pada 2020 saat pandemi Covid-19 sebelum akhirnya bangkit kembali. Pada perdagangan Jumat (1/9/2023), harga saham LSIP naik 0,49 persen ke level Rp1.025/per lembar. Dalam sepekan, harga saham LSIP naik 0,99 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, saham LSIP terkoreksi 17,34 persen.
Saham perusahaan ini dimiliki PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) dengan kepemilikan 59,48 persen. Sedangkan setelahnya dimiliki masyarakat 40,33 persen. Sisa saham dimiliki oleh pihak berelasi dan treasury.
Baca Juga
Sebagai informasi, LSIP atau Lonsum membukukan penjualan sebesar Rp1,88 triliun di semester I/2023. Penjualan ini turun 8 persen dari Rp2,04 triliun secara tahunan.
Penurunan penjualan ini terutama karena penurunan harga jual rata-rata produk sawit yang sebagian diimbangi oleh kenaikan volume penjualan produk sawit.
Presiden Direktur Lonsum Benny Tjoeng mengatakan LSIP akan tetap berfokus pada pengendalian biaya dan efisiensi di tahun ini.
"Seiring berlanjutnya berbagai tantangan pada sektor agribisnis terutama volatilitas harga komoditas dan dampak dari cuaca, Lonsum tetap berfokus pada pengendalian biaya dan efisiensi, meningkatkan produktivitas serta berfokus pada praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan," kata Benny dalam keterangan resminya.
Hingga semester I/2023, Lonsum atau LSIP mencetak laba kotor Rp329 miliar atau turun 61 persen dari Rp840 miliar. Sementara itu, laba usaha LSIP tercatat sebesar Rp118 miliar atau turun 82 persen dari Rp651 miliar secara tahunan.
Alhasil, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk LSIP menjadi Rp167 miliar di semester I/2023. Laba bersih ini susut 70 persen dari Rp549 miliar di semester I/2022.