Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Terpuruk, Saham Teknologi Catat Penurunan 3 Hari Terburuk

Saham-saham teknologi berguguran membuat Nasdaq 100 turun 3,2 persen atau penurunan tiga hari terburuk sejak Februari 2023.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York jatuh pada perdagangan Kamis (17/8/2023) waktu setempat, atau pelemahan tiga hari beruntun lantaran aksi jual melanda pasar obligasi global dan antusiasme pasar terhadap saham perusahaan teknologi jumbo berkurang.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (18/8/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,84 persen atau 290,91 poin ke 34.474,83, S&P 500 tergelincir 0,77 persen atau 33,97 poin ke 4.370,36, dan Nasdaq ambles 1,17 persen atau 157,70 poin ke 13.316,93.

Nasdaq 100 turun 3,2 persen atau penurunan tiga hari terburuk sejak Februari 2023. Investor kehilangan kepercayaan bahwa Federal Reserve selesai menaikkan suku bunga setelah risalah dari pertemuan terakhir menunjukkan para pejabat mempertimbangkan kebijakan yang lebih ketat. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik ke level 4,33 persen.

Ahli Strategi Portofolio Senior RBC Wealth Management Tom Garretson menilai sejauh ini kemerosotan saham lebih diredam daripada era serupa di mana suku bunga riil meningkat.

“Saham-saham teknologi, dan tentu saja pasar saham secara luas, merasakan beban dari kenaikan imbal hasil riil, tetapi ini tidak sejauh yang telah kita lihat selama episode kenaikan imbal hasil sebelumnya. Pada periode terakhir selama tiga tahun terakhir terjadi penurunan saham teknologi sekitar 7 persen hingga 15 persen,” kata Garretson.

Data ekonomi sebelum pasar saham New York dibuka menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap sehat. Hal ini sedikit mengubah narasi bahwa pengetatan The Fed mungkin akan terjadi.

“Dengan data perumahan baru, penjualan ritel, dan klaim pengangguran semuanya memperkuat gambaran ekonomi yang kuat, kenaikan suku bunga lainnya tidak dapat dikesampingkan, bahkan jika Fed tetap menahan pada bulan depan,” kata Mike Loewengart dari Morgan Stanley Global Investment Office.

Indeks pengukur rasa takut Wall Street yakni Indeks Volatilitas Cboe atau VIX, menyentuh level 18 untuk pertama kalinya dalam tujuh sesi. VIX belum mencapai di atas 30, yaitu level yang dianggap sebagai tanda volatilitas tinggi, sejak serangkaian kegagalan bank mengguncang pasar pada bulan Maret.

Investor akan segera beralih fokus ke pertemuan pejabat Bank Sentral pada minggu depan di Jackson Hole di Wyoming untuk mengukur sentimen Fed.

Pergerakan di pasar obligasi sangat tajam dan cepat minggu ini. Obligasi pemerintah AS telah menjadi pendorong utama aksi jual utang global karena ketahanan ekonomi terbesar dunia itu menentang ekspektasi bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve akan memicu resesi.

“Penilaian kami adalah Fed kemungkinan tidak akan mengubah suku bunga pada pertemuan berikutnya tetapi keputusan pertemuan berikutnya belum ditentukan," tulis Jeffrey Roach, kepala ekonom di LPL Financial.

Di Inggris, lonjakan imbal hasil emas terjadi setelah inflasi yang ketat dan data upah tenaga kerja yang kuat mendorong taruhan investor bahwa Bank of England perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut menjadi 6 persen dan mempertahankannya tetap tinggi lebih lama. Imbal hasil obligasi 20 tahun Jepang melonjak setelah lelang utang menarik permintaan investor.

China juga terus membebani sentimen. Gambaran yang muncul dari agen properti dan penyedia data pribadi menunjukkan kemerosotan di pasar real estat mungkin lebih buruk daripada yang ditunjukkan oleh laporan resmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper