Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Saham AS Lanjut Reli, Efek Kinerja Positif Emiten Teknologi

Indeks-indeks utama di bursa AS bergerak positif menyusul performa keuangan positif emiten teknologi dan sinyal positif negosiasi dagang Trump dengan mitra
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham di bursa AS melanjutkan reli penguatan seiring dengan antusiasme investor terhadap laporan keuangan yang solid dari beberapa perusahaan teknologi jumbo. Gerak positif Wall Street juga didukung oleh sinyal kemajuan dari negosiasi dagang AS dengan mitra dagang.

Indeks S&P 500 naik 1,4% pada Kamis pagi (1/5/2025) pukul 10:54 waktu New York. Indeks ini sebelumnya ditutup hanya 1,8% di bawah level pada 2 April 2025, ketika Presiden Donald Trump mengumumkan tarif resiprokal ke hampir semua mitra dagang AS. Sementara itu, Nasdaq 100 melonjak 1,9%, sementara Dow Jones Industrial Average menguat 0,8%.

Laporan keuangan perusahaan yang solid, dipimpin oleh Microsoft Corp. dan Meta Platforms Inc., mendorong penguatan saham AS. Indeks-indeks utama terpantau berada di jalur kenaikan delapan hari berturut-turut dan hampir mengimbangi kerugian yang timbul setelah pengumuman tarif Trump menurut laporan Bloomberg.

Saham Microsoft melonjak 9,27% setelah hasil kinerjanya melampaui ekspektasi. Saham Meta naik 6,39% setelah laporan positif. Adapun Apple Inc. akan mengumumkan laporan keuangannya setelah penutupan pasar pada Kamis.

Namun, laporan keuangan perusahaan besar lainnya cenderung bervariasi. General Motors Corp. mengatakan tarif akan menyebabkan kerugian sebesar US$5 miliar. Saham Eli Lilly & Co. anjlok 7,35% setelah memangkas proyeksi kinerjanya.

Adapun penjualan McDonald’s Corp. di AS turun tajam pada kuartal pertama, mencerminkan penurunan sentimen konsumen yang menyulitkan restoran menarik pelanggan. Sementara itu, laba kuartal pertama Mastercard Inc. melampaui ekspektasi karena konsumen tetap membelanjakan uang meski kondisi ekonomi makro tidak menentu.

Kenaikan terbaru ini menempatkan S&P 500 pada jalur kenaikan lebih dari 9,4% dalam delapan sesi terakhir, seiring dengan meningkatnya optimisme investor bahwa pemerintahan Trump akan meredakan ketegangan dagang dengan China dan mencapai kesepakatan pengurangan tarif dengan mitra seperti Jepang atau India.

Trump mengatakan ada "peluang sangat besar" untuk mencapai kesepakatan dengan China, tetapi menegaskan bahwa kesepakatan akan berdasarkan ketentuan AS dan adil.

Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, mengatakan dalam wawancara dengan Fox News bahwa AS hampir mengumumkan paket pertama kesepakatan dagang yang akan mencakup pengurangan tarif yang direncanakan terhadap mitra dagang.

Direktur Dewan Ekonomi Nasional, Kevin Hassett, menambahkan bahwa pemerintahan Trump membuat kemajuan dalam pembicaraan tarif.

“Kita telah memasuki fase 'harapan' dalam rezim kebijakan dagang baru. Investor berharap bahwa skenario tarif paling keras sudah tidak lagi berlaku, dan kami setuju,” kata Joe Gilbert, manajer portofolio Integrity Asset Management.

Secara teknikal, S&P 500 menembus level rata-rata pergerakan 50 harinya. Performa ini merupakan sebuah indikator yang banyak diperhatikan.

Investor ritel telah membanjiri pasar saham dalam beberapa pekan terakhir sehingga mendorong reli pasar, meski trader profesional tetap lebih pesimis.

Investor individu mencatat pembelian bersih sebesar US$40 miliar pada April, melampaui bulan sebelumnya dan mencetak rekor tertinggi aliran dana bulanan, menurut Emma Wu dari JPMorgan Chase & Co.

Meskipun pasar menunjukkan optimisme, para ekonom tetap memperingatkan bahwa sengketa dagang Trump dapat menyebabkan resesi. Aktivitas manufaktur AS menyusut pada April dengan laju tertinggi dalam lima bulan, dengan indeks manufaktur dari Institute for Supply Management turun ke 48,7.

Data menunjukkan ekonomi AS mengalami kontraksi pada kuartal pertama. Selain itu, klaim tunjangan pengangguran mingguan naik ke 241.000 pada pekan yang berakhir 26 April, tertinggi sejak Februari.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper