Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Dibuka Melemah Bersama Mata Uang Asia Lainnya

Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke Rp15.205 per dolar AS pada Kamis (10/8/2023) setelah kemarin sempat ditutup di teritorial positif.
Mata uang dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Minggu (9/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Mata uang dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Minggu (9/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke Rp15.205 per dolar AS pada Kamis (10/8/2023) setelah kemarin sempat ditutup di teritorial positif. Mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap greenback pada perdagangan pagi ini.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.02 WIB, nilai tukar rupiah melemah 0,10 persen atau turun 15,5 poin ke Rp15.205 per dolar AS. Pelemahan rupiah terjadi ketika indeks dolar menguat 0,01 persen ke level 102,35 dari posisi pembukaan 102,32.

Bersama dengan rupiah, mata uang lain di kawasan Asia turut tertekan terhadap dolar AS. Won Korea Selatan melemah 0,11 persen, sementara yen Jepang turun 0,4 persen di hadapan dolar AS.

Peso Filipina tercatat melemah hingga 0,35 persen, sementara dolar Taiwan terkoreksi 0,31 persen. Yuan China menjadi segelintir mata uang yang menguat dengan apresiasi tipis 0,01 persen terhadap dolar AS. Begitu pula dengan baht Thailand yang menguat 0,02 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya memperkirakan rupiah hari ini dibuka fluktuatif dan ditutup menguat di rentang Rp15.160—Rp15.230 per dolar AS. Pergerakan rupiah turut dipengaruhi oleh dolar AS yang melemah setelah perilisan data perekonomian terbaru China. Indeks harga konsumen (CPI) China menyusut 0,3 persen pada Juli 2023 dan merupakan kontraksi pertama dalam dua tahun.

Sementara itu, para pejabat China mengatakan bahwa penurunan tersebut hanya bersifat sementara dan data tersebut masih mengisyaratkan memburuknya kondisi ekonomi di negara tersebut.

Adapun inflasi IHK tumbuh sedikit di pada Juli dari bulan sebelumnya, sementara inflasi indeks harga produsen juga menyusut dengan laju yang lebih lambat. Pembacaan tersebut mendorong beberapa optimisme atas kenaikan inflasi China selama beberapa bulan mendatang, terutama karena Beijing meluncurkan lebih banyak langkah stimulus.

Sinyal dovish dari The Fed turut menjadi pemicu pelemahan dolar AS. Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan suku bunga acuan AS sudah cukup tingg. Sementara itu, Ketua The Fed Jerome Powell memperjelas bahwa bank sentral sedang mengamati dengan cermat data ekonomi yang akan datang untuk panduan menjelang pertemuan Fed September.

Data inflasi konsumen terbaru yang dirilis pada Kamis (10/8/2023) waktu setempat diharapkan menunjukkan bahwa inflasi AS tumbuh sedikit pada Juli daripada bulan sebelumnya. Di sisi lain, para trader di pasar masih mengharapkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dalam pertemuan Fed selanjutnya dengan peluang 86,5 persen.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran pada Juli 2023 tetap kuat secara tahunan.Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juli 2023 sebesar 212,7 atau tumbuh positif sebesar 6,3 persen YoY.

Secara bulanan, penjualan eceran menunjukkan perbaikan meski berada pada fase kontraksi sebesar 0,3 persen mtm. Perbaikan tersebut terjadi pada beberapa kelompok, terutama Subkelompok Sandang, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau.

Dari sisi harga, responden memperkirakan tekanan inflasi akan menurun pada September 2023, tetapi berpotensi meningkat pada Desember 2023 sejalan dengan ekspektasi penjualan ke depan. 

“Hal ini dikarenakan tantangan di kuartal ketiga dan kuartal keempat 2023 akan jauh lebih berat dikarenakan ekspor yang menurun,” tulis Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper