Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 36 perusahaan yang berada dalam antrean atau pipeline penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) per 4 Agustus 2023.
Dengan antrean ini, pencatatan emiten baru 2023 berpotensi melampaui tahun lalu yang berjumlah 59 perusahaan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna tidak memerinci potensi dana yang terhimpun dari 38 perusahaan tersebut. Namun dia menyebutkan bahwa 10 perusahaan dalam pipeline IPO memiliki aset skala besar di atas Rp250 miliar.
“Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 6 perusahaan masuk kategori skala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar dan 22 perusahaan skala menengah dengan aset di kisaran Rp50 miliar sampai Rp250 miliar,” kata Nyoman Yetna dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/8/2023).
Dia menambahkan perusahaan dari sektor consumer cyclicals dan non-cyclicals mendominasi antrean IPO dengan jumlah masing-masing 8 perusahaan. Kemudian sektor properties and real estate menyumbang 4 calon emiten dalam antrean dan sektor basic materials, energi, kesehatan dan teknologi masing-masing 3 perusahaan.
Kemudian sektor industri serta transportasi dan logistik masing-masing 2 perusahaan. Terakhir, terdapat 1 perusahaan dari sektor finansial dan infrastruktur yang merancang IPO.
Baca Juga
Sampai 4 Agustus 2023, 53 perusahaan baru telah mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp47,9 triliun. Beberapa IPO dengan nilai jumbo yang telah tercatat tahun ini adalah PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) dengan nilai Rp9,99 triliun, kemudian PT Merdeka Battery Minerals Tbk. (MBMA) sebesar Rp9,18 triliun, dan PT Pertamina Geothermal Tbk. (PGEO) sebesar Rp9,05 triliun.
Pengelola jaringan bioskop Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA) menjadi perusahaan dengan nilai IPO jumbo terbaru yang melantai di bursa. CNMA berhasil menghimpun dana IPO sebesar Rp2,25 triliun dan resmi dicatat di BEI pada 2 Agustus 2023.
Nyoman Yetna juga melaporkan bahwa telah diterbitkan 65 emisi dari 47 penerbit efek bersifat utang dan/atau sukuk (EBUS) dengan dana yang dihimpun mencapai Rp74,1 triliun per 4 Agustus 2023.
Selain itu, masih terdapat 17 emisi dari 11 penerbit EBUS yang berada dalam pipeline penerbitan dengan sektor basic material menyumbang paling banyak yakni 4 perusahaan dan disusul industri 3 perusahaan.
Dari aksi rights issue, sejauh ini terdapat 26 perusahaan yang telah menerbitkan saham baru dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp36m1 triliun. Dari pipeline, terdapat 24 perusahaan yang berencana menggelar rights issue. Sektor consumer cyclicals dan finansial mendominasi antrean dengan masing-masing 8 perusahaan dalam pipeline dan disusul finansial 5 perusahaan.