Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menyampaikan telah memproduksi sebanyak 35,4 juta ton batu bara selama semester I/2023. Emiten kongsi Grup Salim dan Grup Bakrie ini mematok target produksi sebesar 75 juta ton hingga 80 juta ton sepanjang 2023.
Direktur BUMI Dileep Srivastava mengatakan produksi batu bara BUMI ini lebih tinggi 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 34,5 juta ton.
"BUMI memproduksi 34,5 juta ton batu bara di semester I/2023, lebih tinggi 2 persen daripada semester I/2022," kata Dileep kepada Bisnis, Jumat (4/8/2023).
Dia melanjutkan, BUMI menjual batu bara tersebut dengan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) sebesar US$93,2 per ton.
Dia melanjutkan, BUMI juga menyimpan inventaris yang cukup untuk 2023, yakni sebesar 4,4 juta ton batu bara hingga semester I/2023.
Sementara itu, penjualan batu bara BUMI mencapai 34,6 juta ton di semester I/2023, atau meningkat 2 persen dibandingkan semester I/2022.
Baca Juga
Adapun pada 2023 ini, BUMI menargetkan produksi sebesar 75 juta hingga 80 juta ton batu bara. BUMI juga memperkirakan harga batu bara mencapai US$95 per ton hingga US$105 per ton pada 2023.
Sebagai informasi, hingga semester I/2023 BUMI membukukan pendapatan sebesar US$3,3 miliar, turun 13,3 persen dibandingkan semester I/2022 sebesar US$3,81 miliar.
Pendapatan BUMI pada semester I/2023 turun lantaran kondisi hujan deras yang terus menerus (La Nina).
Menurut manajemen, upaya terbaik telah dilakukan BUMI adalah dengan mengendalikan biaya yang sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar.
Demikian pula total laba BUMI yang turun menjadi US$150,1 juta dibandingkan US$418,8 juta secara tahunan. Sementara itu, laba bersih yang diatribusikan BUMI juga turun hingga 51,2 persen pada semester I/2023, menjadi sebesar US$81,8 juta dari US$167,7 juta secara tahunan.