Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup melemah 11 poin atau 0,07 persen ke level Rp15.186 pada hari ini, Kamis (3/8/2023). Pelemahan rupiah terjadi di tengah penurunan peringkat kredit AS.
Mengutip data Bloomberg pukul 16.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,07 persen menuju level Rp15.186 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS juga mengalami penguatan 0,05 persen ke posisi 102.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia berfluktuatif, di antaranya, yen Jepang turun 0,33 persen, diikuti yuan China turun 0,11 persen, dolar Singapura naik 0,16 persen, won Korea Selatan melemah 0,09 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,30 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan turunnya peringkat utang Amerika Serikat telah tertutup oleh data penggajian swasta AS naik lebih dari yang diharapkan pada Juli. Hal itu pun meningkatkan kekuatan dolar karena menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan.
Adapun imbal hasil Treasury A.S. juga tetap tinggi karena prospek yang lebih tinggi untuk suku bunga A.S. yang lebih lama, dengan imbal hasil Treasury 10 tahun patokan mencapai level tertinggi hampir sembilan bulan di 4,1360 persen.
Sementara itu, aktivitas jasa negara berkembang menunjukkan pemulihan sehingga investor terus mencari langkah-langkah dukungan lebih lanjut dari Beijing setelah pertemuan Politbiro minggu lalu.
Baca Juga
Dari dalam negeri, sektor manufaktur Indonesia secara konsisten melanjutkan ekspansi selama 23 bulan berturut-turut di bulan Juli 2023, tercermin dari PMI manufaktur yang tercatat 53,3, meningkat dari sebelumnya 52,5 pada Juni 2023. Didorong meningkatnya pemintaan baru baik di dalam negeri maupun ekspor.
Sementara, perkembangan kinerja manufaktur beberapa negara mitra dagang utama seperti Tiongkok dan Jepang terkontraksi yaitu masing – masing di level 49,2 dan 49,6. Negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Vietnam masih terkontraksi di level 47,8 dan 48,7.
Secara keseluruhan sentimen pelaku usaha di sektor manufaktur Indonesia tetap positif di bulan Juli. Pulihnya permintaan ekspor ke level ekspansif meningkatkan permintaan agregat secara keseluruhan sehingga diharapkan dapat menopang kinerja pertumbuhan ekonomi pada Semester II.
Ibrahim menambahkan rupiah untuk perdagangan besok, akan fluktuatif namun berisiko ditutup melemah pada rentang Rp15.170-Rp15.260.