Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konstruksi PT Total Bangun Persada Tbk. (TOTL) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp67,61 miliar, atau melesat 52,72 persen secara year-on-year (YoY).
Berdasarkan laporan keuangan, dikutip Minggu (30/7/2023), Pertumbuhan laba itu ditopang oleh capaian pendapatan usaha yang meningkat 9,01 persen YoY, atau dari posisi Rp1,11 triliun pada semester I/2022 menjadi Rp1,21 triliun pada tahun ini.
Pendapatan TOTL pada paruh pertama tahun ini bersumber dari jasa konstruksi yang membukukan pendapatan sebesar Rp1,20 triliun. Jumlah tersebut meningkat 8,76 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp1,1 triliun.
Meski pendapatan menjulang, perseroan juga mencatatkan kenaikan beban pokok sebesar 8,03 persen YoY menjadi Rp1,05 triliun. Hal ini dikontribusikan dari beban kontrak jasa konstruksi yang mencapai Rp1,03 triliun atau naik 7,66 persen secara tahunan.
Dengan capaian pendapatan dan beban tersebut, laba kotor TOTL sepanjang semester I/2023 mencapai Rp164,25 miliar, meningkat 15,75 persen secara tahunan. Namun, setelah dikurangi sejumlah beban biaya, laba yang diatribusikan kepada entitas induk menjadi Rp67,61 miliar.
Sementara itu, perseroan mencatatkan penurunan aset sebesar 7,96 persen YoY menjadi Rp2,78 triliun pada semester I/2023. Adapun liabilitas mencapai Rp1,81 triliun atau turun 0,91 persen secara tahunan, sementara ekuitas anjlok 18,82 persen menjadi Rp966,79 miliar.
Baca Juga
Di sisi lain, TOTL melaporkan realisasi kontrak baru yang diraih hingga semester I/2023 sebesar Rp1,33 triliun yang meliputi konstruksi gedung hotel, pusat perbelanjaan, industri, mixed used dan lain-lain.
“Nilai kontrak baru sampai dengan akhir Juni 2023 adalah sebesar Rp1,33 triliun, naik dibandingkan dengan akhir Juni 2022 sebesar Rp650,44 miliar,” ujar Sekretaris Perusahaan TOTL Anggie S. Sidharta kepada Bisnis, baru-baru ini.
Sepanjang 2023, perseroan berencana membidik nilai kontrak baru di kisaran Rp2,6 triliun. Untuk mencapai target itu, TOTL akan berupaya menekan profit margin agar dapat bersaing dalam proses tender seiring dengan banyaknya kompetitor, baik asing maupun swasta.
Perseroan juga disebut akan lebih berhati-hati dalam menjaga arus kas secara positif, sembari melakukan optimalisasi dan efisiensi.
“Untuk tetap dapat bersaing dengan para kompetitor pada proses tender, TOTL perlu menekan profit margin. Terlebih lagi, banyak bermunculan kontraktor privat dan asing,” kata Anggi.