Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menerima mandat pemeringkatan surat utang korporasi yang akan terbit dengan nilai Rp61,30 triliun per Juni 2023. Perusahaan dari sektor industri bubur kertas dan tisu menjadi sektor dengan rencana penerbitan terbesar.
Pefindo melaporkan rencana penerbitan obligasi korporasi dari sektor tersebut mencapai Rp16,63 triliun dan berasal dari 3 perusahaan. Selanjutnya sektor perbankan menyusul dengan nilai Rp7,6 triliun dan pertambangan sebesar Rp7 triliun.
“Meskipun secara penerbitan turun di semester I/2023, tetapi dari nilai yang rencananya terbit dan sudah kami beri peringkat itu sekitar Rp61,30 triliun. Dari mandat ini jadi sebenarnya cukup besar,” kata Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Irmawati dalam konferensi pers secara daring, Jumat (7/7/2023).
Berdasarkan jenis surat utang, penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi berkontribusi paling besar dengan nilai Rp25,69 triliun. Kemudian dari obligasi Rp14,05 triliun dan sukuk sebesar Rp10,49 triliun. PUB sukuk menyusul sebesar Rp5,89 triliun, medium term notes (MTN) Rp 4,5 triliun dan sekuritisasi Rp600 miliar.
Kemudian dari institusi, mandat terbesar berasal dari 23 perusahaan non-BUMN dengan nilai Rp36,64 triliun dan sisanya dari BUMN serta anak perusahaannya senilai Rp24,66 triliun.
“Beberapa sudah terbit dan lainnya masih menunggu status efektif dari Otortitas Jasa Keuangan atau ada yang menunda menunggu kondisi pasar yang lebih baik,” tambahnya.
Baca Juga
Adapun total surat utang korporasi yang terbit secara nasional dalam kurun Januari—Juni 2023 tercatat bernilai Rp45,98 triliun, turun 36,8 persen dibandingkan dengan semester I/2022 yang menembus Rp72,73 triliun.
Di sisi lain, nilai jatuh tempo surat utang korporasi sepanjang 2023 mencapai Rp126,9 triliun. Sekitar Rp51,4 triliun di antaranya jatuh tempo pada semester I/2023 dan sisa jatuh tempo pada semester II/2023 adalah sebesar Rp75,5 triliun.
“Nilai jatuh tempo dan yang baru terbit pada semester pertama lebih rendah, padahal secara historis lebih tinggi penerbitan. Saya mengasumsikan dana yang jatuh tempo yang mungkin dialihkan ke instrumen lain,” kata dia.
Berikut mandat pemeringkatan obligasi yang diterima Pefindo per Juni 2023 dan belum listing
No | Sektor | Jumlah Perusahan | Emisi Berdasarkan Kontrak (Rp miliar) |
1 | Industri Bubur Kertas dan Tisu | 3 | 16.631,25 |
2 | Perbankan | 4 | 7.600,00 |
3 | Pertambangan | 3 | 7.000,00 |
4 | Multifinance | 7 | 5.600,00 |
5 | Perusahaan Induk | 3 | 3.900,00 |
6 | Bandara | 1 | 3.721,00 |
7 | Jalan tol | 1 | 3.620,00 |
8 | Perdagangan dan Distribusi | 2 | 3.225,00 |
9 | Konstruksi | 2 | 2.000,00 |
10 | Lembaga Keuangan Khusus | 1 | 2.000,00 |
11 | Telekomunikasi | 2 | 1.300,00 |
12 | Properti | 3 | 1.299,50 |
13 | Minyak dan Gas | 1 | 1.000,00 |
14 | Manufacturing | 2 | 700,00 |
15 | Pelayaran | 1 | 550,00 |
16 | Sekuritas | 1 | 408,80 |
17 | Listrik dan Energi | 1 | 400,00 |
18 | Industri Jasa Pengamanan | 1 | 150,00 |
19 | Industri Pembiayaan | 1 | 100,00 |
20 | Modal Ventura | 1 | 100,00 |
Total | 41 | 61.305,55 |