Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham NCKL Menarik Dicermati Semester II/2023, Ini Katalisnya

Saham NCKL dipandang masih menarik pada semester II/2023 meski sahamnya saat ini tertekan imbas penurunan harga nikel.
trimegah bangun persada, harita nickel, nckl
trimegah bangun persada, harita nickel, nckl

Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten nikel seperti PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) diyakini bisa tumbuh pada semester II/2023 setelah harga sahamnya turun lebih dari 26 persen sejak IPO pada April 2023 dan di tengah tren penurunan harga nikel.

Mengutip data Bloomberg, pada Kamis (6/7/2023) harga saham NCKL ditutup melemah 0,54 persen atau 5 poin ke Rp920 per lembar. Harga sahamnya turun 26,4 persen dari harga saat IPO di Rp1.250.   

Analis CGS-CIMB Sekuritas Indonesia Ryan Winipta mengatakan harga saham NCKL mengalami penurunan sejak IPO di April 2023, karena pandangan investor berubah menjadi bearish terhadap penambang komoditas dan nikel, di tengah penurunan harga.

"Menurut kami investor perlu menurunkan ekspektasi terhadap laba bersih NCKL 2023 dari Rp8 triliun-Rp9 triliun, menjadi sekitar Rp5 triliun-Rp6 triliun, karena harga nickel pig iron [NPI] dan feronikel [FeNi] secara year-to-date [ytd] menurun di tengah kelebihan pasokan global dan permintaan yang rendah terhadap stainless steel," ujarnya dalam riset, dikutip Kamis (6/7/2023). 

Selain itu, permintaan ternary precursors yang rendah juga telah menyebabkan penurunan permintaan nikel sulfat dan produk olahannya sseperti mixed hydroxide precipitate (MHP), sehingga menyebabkan perununan harga nikel sulfat. 

"Namun, kami percaya bahwa nikel sulfat akan mencapai titik terendahnya pada Juni 2023, menyusul pemulihan harga bahan baku baterai lainnya di Mei 2023. Menurut kami harga NPI dan feronikel mungkin masih dapat turun 5-10 persen dari harga sekarang, sebelum mencapai marginal cost of production," ungkapnya. 

Selain itu, pertumbuhan volume dari smelter ferronickel (FeNi) Halmahera Jaya Feronikel (HJF), dimana NCKL memiliki kepemilikan 63 persen di smelter tersebut, dapat meningkatkan laba bersih NCKL mulai semester II/2023 dan kedepannya.

"Kami memperkirakan harga rata-rata FeNi NCKL sebesar US$14.900 per ton dan harga MHP sebesar US$16,8 per ton pada 2023. Kami percaya hal ini dapat memberikan peluang bagi investor untuk mengakumulasi saham NCKL," imbuhnya. 

Oleh karena itu, CGS-CIMB Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi akumulasi untuk saham NCKL dengan target harga sebesar Rp1.200. 

Katalis yang akan mempengaruhi perubahan rekomendasinya di antaranya pemulihan harga NPI, nikel sulfat, dan MHP dan harga batu bara yang lebih rendah. Di sisi lain, risiko yang dihadapi di antarnaya adalah tekanan pada cash margin RKEF/HPAL dan pre-operating cost HJF yang tinggi.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper