Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perhiasan PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) kembali menandatangani kerja sama ekspor perhiasan dengan Bright Metal Refiners (BMR).
Pada 28 Juni 2023, HRTA bersama BMR melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Ekspor Perhiasan Emas dengan jumlah pemesanan minimal 4,5 ton emas.
Nilai transaksi untuk kerja sama tersebut diperkirakan sebesar US$262,29 juta atau setara dengan Rp3,93 triliun. Nilai transaksi tersebut lebih dari 20 persen nilai ekuitas perseroan, sehingga nilai transaksi dikategorikan sebagai transaksi material.
"Antara perseroan dengan BMR tidak terdapat hubungan afiliasi dan benturan kepentingan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal. Oleh karena itu, pelaksanaan transaksi ini bukan merupakan transaksi afiliasi dan transaksi yang mengandung benturan kepentingan," jelas Corporate Secretary HRTA Ong Deny dalam keterangan pers, Senin (3/7/2023).
Adapun, HRTA menilai transaksi ini akan memiliki dampak positif terhadap kinerja produksi dan penjualan perseroan.
Sebelumnya, sejak Maret 2023, HRTA telah bermitra dengan Kundan Care Product Ltd. (Kundan), LP Commodities Private Limited, dan dengan Bright Metal Refiners (Bright Gold). Perseroan mendapatkan permintaan 1 ton emas dengan kadar 22 karat dari masing-masing mitra setiap bulannya.
Baca Juga
Pada kuartal pertama kontribusi dari ekspor untuk pendapatan HRTA mencapai Rp500 miliar dari Rp1,7 triliun atau sekitar 30 persen.
"Gambaran pada kuartal II/2023 jauh lebih bagus kontribusi darai ekspor karena ada tambahan dua partner baru, LP Commodities dan Bright Gold, jadi total ada tiga partner. Kalau persentase, belum boleh di-disclose karena pertumbuhannya eksponensial. Kami enggak mau mendahului, tapi yang jelas pertumbuha untuk kuartal II ini solid," ungkapnya.
Selain itu, permintaan juga ditopang dari pasar domestik pada momentum Lebaran yang meningkatkan penjualan emas, batangan dan perhiasan.
"Kalau tahun lalu periode lebaran bisa tumbuh 40-an persen, tahun ini kami harapkan sama. Bahkan bisa lebih baik karena ada tambahan ekspor," pungkasnya.