Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen minuman beralkohol (minol), PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk. berencana memperluas pasar penjualan Cap Tikus ke Singapura hingga ke negara-negara di Eropa.
Direktur Utama Jobubu Jarum Minahasa, Audy Charles Lieke mengatakan perseroan masih menguasai pangsa pasar distribusi penjualan minol domestik dengan jaringan distributor di 23 provinsi dan 20.000 outlet.
Untuk itu, emiten berkode saham BEER itu akan merembah pasar luar negeri dengan memperkenalkan minuman asal Minahasa, Sulawesi Utara tersebut di pasar global.
"Negara tujuan ekspor, saat ini kami sudah menjajaki beberapa negara seperti Singapura, Australia, Kanada, dan yang akan datang negara-negara Eropa. Kami juga berterima kasih kepada Kemendag karena memfasilitasi dan membantu tujuan dalam hal ekspor," ujar Audy dalam paparan publik, Jumat, (30/6/2023).
Seiring dengan ambisi ekspansi ke pasar global, Audy mengatakan perseroan juga menetapkan target kenaikan penjualan sebesar 50 persen per tahun.
Adapun, BEER memiliki izin khusus dari pemerintah Indonesia untuk memproduksi 90 juta liter alkohol per tahun, dengan rincian 45 juta liter golongan A dengan kadar alkohol 0,1—5 persen, 22,5 juta liter golongan B dengan kadar alkohol 5,01 hingga 20 persen, dan 22,5 juta liter golongan C dengan kadar alkohol hingga 55 persen.
Baca Juga
"Kami sudah mengantongi izin produksi 90 juta liter per tahun, dan kami baru pakai untuk produksi 0,8 juta liter, sehingga peluang kami besar. Apalagi di Indonesia ini untuk minuman beralkohol 95 persennya masih didominasi produk impor," kata Audy.
Berdasarkan laporan keuangan 2022, BEER mencatatkan laba bersih Rp14,05 miliar sepanjang 2022 atau naik 40,50 persen dibandingkan dengan realisasi pada 2021 sebesar Rp10 miliar.
Meningkatnya laba bersih perseroan didorong kenaikan penjualan sebesar 46,77 persen menjadi Rp74,95 miliar dibandingkan dengan pada 2021 sebesar Rp51,06 miliar. Selain menjual Cap Tikus, BEER juga memproduksi minuman khas Korea seperti Daebak Soju dan Daebak Spark.
Namun, penjualan perseroan dikurangi pita cukai sebesar Rp24,79 miliar sehingga penjualan bersih perseroan sebesar Rp50,16 miliar.
Direktur Keuangan BEER Teguh Hendarto menambahkan, dari laba bersih perseroan Rp14,05 miliar pada 2022 tersebut, sebesar 35 persennya akan dibagikan dalam bentuk dividen tunai kepada pemegang saham.
"Dari laba bersih kami pada 2022 sebesar Rp14 miliar, 35 persennya akan dibagikan dividen kepada para pemegang saham, sehingga totalnya Rp4,9 miliar atau Rp1,23 per lembar saham," ujar Teguh.
Lebih lanjut, Teguh mengatakan perseroan menetapkan anggaran belanja modal sebesar Rp20 miliar pada 2023 yang akan digunakan untuk pembelian tanah dan pembangunan pabrik.
"Capex kami masih akan seperti yang disampaikan di prospektus, yaitu sekitar Rp20 miliar untuk pembelian tanah dan pembangunan pabrik. Sedangkan yang sudah dikeluarkan baru Rp200 juta untuk survei dan lain-lain," pungkasnya.