Bisnis.com, JAKARTA – PT Jobobu Jarum Minahasa Tbk. (BEER) menandatangani kontrak kerja sama dengan PT Nirvana Audio Visual (NAV Karaoke).
Dengan kerja sama tersebut, NAV Karaoke telah resmi menjual produk-produk Jobubu: Daebak Soju 360 ml dengan varian rasa; Mango, Lychee, Peach, Grape, Original dan Daebak Spark 330 ml dengan varian rasa; Blood Orange, Iced Lemon Tea di seluruh Outlet NAV Karaoke secara eksklusif.
Berdasarkan keterangan resmi BEER, kerjasama ini akan di lanjutkan dengan kontrak lainnya sebagai rangkaian Lock Volume pendistribusian secara nasional.
“Sinergitas yang terjalin untuk pencapaian sales volume yang maksimal,” dikutip dari keterangan resmi BEER, Kamis (19/1/2023).
BEER menyebut kerja sama dengan NAV Karaoke sebagai salah satu bentuk hilirisasi yang tepat, untuk mengakomodir segmentasi milenial dan keluarga Indonesia. NAV Karaoke merupakan salah satu bisnis dengan outlet yang telah tersebar di pulau - pulau besar seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan lainnya.
Adapun, emiten produsen minuman beralkohol Cap Tikus dan Daebak Soju, PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk. (BEER) yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) merencanakan beberapa strategi bisnis pasca IPO.
Baca Juga
Direktur Utama Jobubu Jarum Minahasa Audy Charles Lieke mengatakan ada harapan perseroan untuk mencoba pasar internasional dengan menjajaki ekspor ke negeri tetangga, seperti Singapura.
“Saat ini kami masih menjual produk dalam negeri namun itu memang menjadi harapan dan tujuan bersama dari pemerintah bekerja sama dengan kementerian perdagangan, kementerian perindustrian, direktorat jendral bea cukai karna memang tujuan kita, kita harus bisa ekspor,” kata Audy, Jumat (6/1/2023).
Audy menyebutkan bahwa rencana awal negara tujuan adalah Singapura dan negara-negara Eropa. Rencana ekspansi tersebut dimulai tahun ini.
“Rencana awal akan melihat Singapura, dan beberapa negara lainnya. Rencananya 2023 akan mencoba menelusuri proses ekspor tersebut,” lanjut Audy.
Perizinan ekspor minuman beralkohol cenderung lebih sulit, kata Audy, dan membutuhkan waktu karena minol merupakan barang yang diawasi oleh Negara. Singapura menjadi pilihannya karena perizinan lebih mudah dan Singapura kerap menjadi negara penjembatan ekspor.