Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesan Auditor Krakatau Steel (KRAS) atas Lapkeu 2022 yang Terlambat Disetor

Secara keseluruhan laporan keuangan Krakatau Steel (KRAS) telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material.
Karyawan PT Krakatau Steel Tbk. menyelesaikan pembuatan pipa baja disebuah pabrik di Cilegon, Banten. Bisnis
Karyawan PT Krakatau Steel Tbk. menyelesaikan pembuatan pipa baja disebuah pabrik di Cilegon, Banten. Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pelat merah PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS) akhirnya menerbitkan laporan keuangan tahunan 2022, setelah mengalami keterlambatan pelaporan lantaran kebakaran fasilitas baja perseroan, sementara auditor menilai laporan tersebut wajar. 

Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo menyebutkan terkait Laporan Keuangan Tahun Buku 2022 yang terlambat disetorkan disebabkan karena proses penyelesaian audit mengalami keterlambatan akibat insiden kebakaran pada fasilitas Hot Strip Mill (HSM).

“Insiden ini dapat memengaruhi kemungkinan laba kena pajak terhadap kinerja di 2023, sehingga manajemen memilih untuk memulihkan sebagian aset pajak tangguhan di tahun 2022 yang kemudian berpengaruh kepada kinerja 2022,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (29/6/2023). 

Insiden HSM diperkirakan akan berpengaruh terhadap operasional perseroan untuk 6-7 bulan ke depan. Menyikapi hal tersebut manajemen KRAS menyiapkan langkah-langkah antara lain segera melakukan perbaikan pabrik, melakukan program efisiensi, meningkatkan penagihan, melakukan penjadwalan pembayaran kepada beberapa suplier, maupun melakukan kerja sama dengan sesama pabrik baja untuk mengalirkan ketersediaan bahan baku. 

Adapun hasil audit dari KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (PricewaterhouseCoopers) menyebutkan secara keseluruhan laporan keuangan Krakatau Steel telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material. Posisi keuangan Krakatau Steel per 31 Desember 2022 serta kinerja keuangan dan arus kas yang berakhir pada tanggal tersebut sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. 

Sementara itu, data laporan keuangan KRAS menunjukkan kenaikan pendapatan sebesar 5,57 persen menjadi US$2,23 miliar atau setara Rp34,90 triliun dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$2,11 miliar. 

Kemudian beban pokok KRAS tercatat sebesar US$2,03 miliar atau setara Rp31,74 triliun. Angka ini naik 6,33 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$1,91 miliar. 

KRAS juga mencatatlan laba bruto sebesar US$202,47 juta atau setara dengan Rp3,16 triliun serta EBITDA sebesar US$108,72 juta atau setara dengan Rp1,69 triliun. Meski demikian laba bersih yang dapat diatribusikan pemilik entitas induk sebesar US$19,47 juta atau setara Rp303,65 miliar. Angka ini turun 56,17 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$44,43 juta. 

KRAS juga membukukan liabilitas sebesar US$2,60 miliar dengan rincian liabilitas jangka panjang sebesar US$210,23 juta dan liabilitas jangka pendek sebesar US$2,39 miliar. Sementara itu ekuitas tercatat sebesar US$552,58 juta dan aset keseluruhan berjumlah US$3,16 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper