Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Menguat Terimbas Upaya Pemberontakan Wagner di Rusia

Harga minyak menguat menguat pada penutupan Senin (26/6/2023) menyusul ketegangan militer di Rusia akibat adanya percobaan pemberontakan oleh group Wagner.
 Harga minyak menguat menguat pada penutupan perdagangan Senin (26/6/2023) menyusul ketegangan militer di Rusia akibat adanya percobaan pemberontakan oleh group Wagner yang dipimpin Yevgeny Prigozhin/Bloomberg
Harga minyak menguat menguat pada penutupan perdagangan Senin (26/6/2023) menyusul ketegangan militer di Rusia akibat adanya percobaan pemberontakan oleh group Wagner yang dipimpin Yevgeny Prigozhin/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA —  Harga minyak mentah berjangka menguat pada penutupan perdagangan Senin (26/6/2023), karena pelaku pasar mempertimbangkan gangguan pasokan yang akan datang menyusul ketegangan militer di Rusia akibat adanya percobaan pemberontakan oleh group Wagner yang dipimpin Yevgeny Prigozhin.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik  0,21 dolar AS atau 0,30 persen, menjadi menetap di 69,37 dolar per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus menguat 0,33 dolar atau 0,45 persen, menjadi ditutup pada 74,18 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

"Minyak WTI menguat karena para pedagang bereaksi terhadap gejolak baru-baru ini di Rusia. Ekspor minyak Rusia tidak terpengaruh dan situasi menjadi stabil dengan cepat, tetapi sentimen pasar tetap bullish," kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire dikutip Antara.

Selama akhir pekan, Komite Anti-terorisme Nasional Rusia mengumumkan bahwa rezim operasi kontra-teroris diperkenalkan di sekitar Moskow dan di wilayah Voronezh untuk mencegah kemungkinan tindakan teroris setelah Yevgeny Prigozhin - kepala kelompok militer swasta Wagner Rusia - dituduh mencoba melancarkan pemberontakan bersenjata.

Sabtu (24/6/2023) malam, Moskow dan Prigozhin mencapai kompromi menyusul upaya mediasi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

Situasi di Rusia masih menjadi pengingat penting bagi investor bahwa "perang yang tidak dapat diprediksi sedang berlangsung dan risiko geopolitik meningkat pada saat mereka tidak menjadi fokus utama perhatian pasar," kata UBS dalam catatan penelitian pada hari Senin.

Analis Price Futures Group Phil Flynn seperti dikutip Reuters memperingatkan bahwa ketidakstabilan politik Rusia dapat memperburuk kekurangan pasokan di bulan-bulan mendatang karena janji Arab Saudi untuk memangkas produksi mulai Juli, risiko produksi AS yang lebih rendah dan segera berakhirnya rilis cadangan strategis AS.

"Kenyataannya adalah (kekacauan Rusia) adalah risiko lain terhadap kepuasan di pasar yang telah mengandalkan penurunan permintaan di masa depan untuk memenuhi apa yang akan menjadi penurunan pasokan yang besar," kata Flynn.

Sebagai indikator awal pasokan AS di masa depan, jumlah rig minyak dan gas alam yang dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan energi AS turun selama delapan minggu berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Juli 2020, menurut laporan yang diikuti pada Jumat (23/6/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper