Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah membukukan penurunan mingguan terbesar sejak awal Mei 2023 karena Bank Sentral Federal Reserve mengisyaratkan potensi kenaikan suku bunga ke depan, sementara ekonomi Eropa menandai risiko perlambatan ekonomi.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun US$0,35 atau 0,50 persen menjadi US$ 69,16 per barel di New York Mercantile Exchange pada akhir perdagangan Jumat (23/6/2023) waktu setempat.
Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus merosot US$0,29 atau 0,39 persen menjadi US$73,85 per barel di London ICE Futures Exchange.
Mengutip Bloomberg, Sabtu (24/6/2023), minyak West Texas Intermediate (WTI) berakhir turun hampir 4 persen minggu ini, atau pelemahan terbesar sejak minggu 5 Mei 2023.
Dalam kesaksian minggu ini, Ketua Fed Jerome Powell mengisyaratkan bahwa pengetatan moneter lebih lanjut kemungkinan besar terjadi pada semester II/2023.
Data dari Eropa pada Jumat menunjukkan aktivitas ekonomi Jerman kehilangan lebih banyak momentum daripada yang diantisipasi bulan Juni, sementara ekonomi Prancis kemungkinan mengalami kontraksi pada kuartal II/2023. Komentar Ketua The Fed Jerome Powell mengangkat greenback, meredupkan daya pikat harga komoditas dalam mata uang AS.
Baca Juga
"Ketakutan akan suku bunga yang lebih tinggi dan pelambatan yang terkait dalam aktivitas ekonomi memberi tekanan pada patch minyak," kata Robert Yawger, direktur divisi berjangka di Mizuho Securities USA.
Menurutnya, suku bunya yang lebih tinggi juga meningkatkan biaya pengangkutan, membuat segalanya mulai dari menyimpan minyak hingga mengirim minyak menjadi lebih mahal.
Laju pergerakan di pasar minyak juga telah diperburuk oleh perdagangan teknikal dalam beberapa hari terakhir, dengan Brent dan WTI turun tajam setelah menguji batas atas band di mana keduanya telah terjebak sejak awal Mei 2023.
Pasar minyak bersiap untuk kerugian kuartalan berturut-turut karena para pedagang resah atas permintaan. Kemerosotan terjadi meskipun ada pengurangan produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya. Salah satu ukuran utama kesehatan pasar, spread cepat Brent, telah melemah dalam beberapa hari terakhir, mencapai level terlemah sejak Januari 2023.