Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Jalan di Tempat saat Net Buy Asing Rp16 Triliun, Kok Bisa?

Analis melihat terdapat beberapa faktor yang membuat gerak IHSG jalan di tempat saat investor asing mencatatkan belanja bersih Rp16 triliun year-to-date.
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (6/3/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (6/3/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih atau net buy sebesar Rp16,04 triliun secara year-to-date (ytd) di pasar saham Indonesia. Akan tetapi, besarnya belanja asing ini tak lantas membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut melesat. 

Sebagaimana diketahui, IHSG sejak Mei hingga Juni ini tercatat tak beranjak dari level 6.600 hingga 6.700. Gerak tertinggi IHSG selama year-to-date (YTD) tercatat terjadi pada 27 April 2023 pada level 6.945.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menuturkan sepanjang semester I/2023 ini, IHSG bergerak di kisaran terbatas, dengan kecenderungan melemah. Meski demikian, Mirae Sekuritas mencatat asing membukukan net buy Rp16 triliun. 

"Mulai tahun ini memang terjadi rotasi sektor yang dipilih investor. Seiring menurunnya harga komoditas energi, logam industri, CPO, dan lain-lain, maka harga saham perusahaan juga ikut merosot," kata Martha kepada Bisnis, Senin (26/6/2023). 

Dia melanjutkan dengan ekspektasi kinerja yang akan terpengaruh normalisasi harga komoditas, maka investor juga melepas saham-saham ini. Akibatnya, sektor IDXBASIC dan IDXENERGY turun masing-masing 18 persen dan 22 persen YTD.

Sementara itu, kata dia, sektor lain seperti IDXCYCLICAL dan IDXNONCYCLICAL yang ditinggalkan investor pada tahun lalu, justru menguat pada semester I/2023. 

"Hal ini terpengaruh kinerja yang lebih baik, seiring penurunan harga komoditas dan normalnya mobilitas masyarakat," tuturnya.  

Adapun menurutnya katalis global untuk IHSG pada semester II/2023 datang dari ancaman resesi AS dan Eropa, pemulihan ekonomi China, dan suku bunga yang tetap tinggi. Selain itu, inflasi yang mulai mereda, dan mulai stabilnya harga komoditas juga mempengaruhi gerak IHSG.

Sementara itu, dari dalam negeri, katalis untuk IHSG di semester II/2023 datang dari antusiasme jelang Pemilu 2024, kuatnya belanja rumah tangga, dan harapan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper