Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alfamidi (MIDI) Mau Rights Issue Rp1,24 Triliun, Simak Ekspansinya

Sekitar 70 persen dana yang diperoleh dari rights issue akan digunakan Midi Utama Indonesia (MIDI) untuk modal kerja guna.
Gerai Alfamidi./JIBI-Nurul Hidayat
Gerai Alfamidi./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pengelola jaringan Alfamidi milik Djoko Susanto PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) akan menggelar aksi korporasi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan target dana yang diincar sebesar Rp1,24 triliun. Dana hasil rights issue akan digunakan MIDI untuk mendukung rencana ekspansinya.

MIDI berencana menerbitkan 4.611.764.800 saham baru atau 13,79 persen dari modal dan disetor penuh dalam rights issue ini. Saham baru tersebut memiliki nilai nominal sebesar Rp10 per saham.

Dalam prospektus terkini yang dipublikasi MIDI pada 23 Juni 2023, harga pelaksanaan penerbitan saham baru ini ditetapkan di Rp270 per saham. Dengan demikian, total dana yang berpotensi dihimpun MIDI dari rights issue mencapai Rp1,24 triliun (1.245.176.496.000).

Sekitar 70 persen dari dana yang diperoleh akan digunakan MIDI untuk modal kerja guna mendukung kegiatan usaha, termasuk pembayaran ke pemasok atas persediaan barang dagangan, pembayaran kegiatan promosi, pengangkutan barang dagangan, biaya perbaikan, pemeliharaan dan biaya operasional lainnya.

“Kemudian sekitar 30 persen dari dana yang diperoleh akan dipergunakan untuk belanja modal,” tulis manajemen MIDI dalam prospektus.

Sekitar 65 persen dari capex yang berasal dari rights issue rencananya akan dipakai untuk pengembangan gerai di seluruh cabang dan sebesar 35 persen akan dipergunakan untuk pengembangan gudang di Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara.

“Sampai saat ini, kami telah menunjuk kontraktor untuk pengembangan gudang yang berlokasi di daerah Jawa Tengah dan Sulawesi Tenggara,” lanjut manajemen MIDI.

MIDI telah menunjuk PT Reka Mulia Konstruksi sebagai kontraktor dalam proyek pembangunan gudang di Kendari, Sulawesi Tenggara. Adapun nilai kontrak ini mencapai Rp63,16 miliar dan per 31 Mei 2023 MIDI telah menyetor pembayaran sebesar Rp20,84 miliar.

Sementara itu, pembangunan gedung di Boyolali, Jawa Tengah bakal melibatkan PT Mitra Anugerahjaya Pratama sebagai kontraktor dengan nilai transaksi Rp68,40 miliar. MIDI telah melakukan pembayaran sebesar Rp49,66 miliar.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Midi Utama Indonesia Suantopo Po mengatakan perusahaan menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) jumbo untuk mendukung ekspansi gerai pada 2023. MIDI bersama anak usahanya secara total menyiapkan Rp1,6 triliun.

Suantopo mengatakan sekitar Rp1 triliun akan digunakan oleh MIDI secara langsung untuk penambahan gerai Alfamidi. MIDI menargetkan tambahan 200 gerai baru sepanjang tahun ini.

Sementara itu sisanya sekitar Rp600 miliar dialokasikan untuk entitas anak, PT Lancar Wiguna Sejahtera yang merupakan pengelola Lawson. Lancar Wiguna Sejahtera membidik penambahan 500 gerai pada 2023.

Sebagaimana diketahui, induk MIDI sekaligus pengelola Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) yang merupakan pemegang saham utama MIDI telah menyatakan tidak akan melaksanakan seluruh rights issue.

Saat ini AMRT mengempit 25,77 miliar saham atau 89,43 persen dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Meski demikian, AMRT akan mengalihkan hak yang dimilikinya kepada  PT BCA Sekuritas selaku agen penjual.

“[Pengalihan hak]untuk kemudian ditawarkan kepada investor untuk dilaksanakan guna meningkatkan kepemilikan publik dan memenuhi ketentuan minimum proporsi saham publik,” tulis manajemen MIDI dalam prospektus.

Jika saham baru yang ditawarkan dalam rights issue ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang saham lama, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya secara proporsional.

Dalam skenario alokasi tersebut masih menyisakan saham yang ditawarkan, PT BCA Sekuritas selaku standby buyer sepakat untuk mengambil bagian sisa saham yang tidak diambil oleh investor sebanyak-banyaknya 1,61 miliar dari sisa saham dengan harga Rp270. Dengan demikian, nilai maksimal keseluruhan rights issue yang bisa diambil alih BCA Sekuritas adalah Rp435,81 miliar.

Penetapan BCA Sekuritas sebagai pembeli siaga tercantum dalam Akta Perjanjian Pembelian Sisa Saham Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas Untuk Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu PT Midi Utama Indonesia Tbk No. 26, tanggal 17 April 2023, yang dibuat di hadapan Sriwi Bawana Nawaksari, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper