Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Jatuh Imbas Sabda Baru Jerome Powell

Nasdaq 100 telah merosot lebih dari 2 persen selama tiga sesi terakhir, sementara Indeks S&P 500 juga membukukan penurunan tiga hari beruntun.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street jatuh pada akhir perdagangan Rabu (21/6/2023) waktu setempat setelah peringatan baru dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell bahwa suku bunga yang lebih tinggi diperlukan untuk memerangi inflasi.

Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (22/6/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup terkoreksi 0,30 persen atau 102,35 poin ke 33.951,52, S&P 500 turun 0,52 persen atau 23,02 poin ke 4.365,69, dan Nasdaq anjlok 1,21 persen atau 165,09 poin ke 13.502,20.

Nasdaq 100 telah merosot lebih dari 2 persen selama tiga sesi terakhir. Saham-saham produsen artificial intelligence dan pembuat chip melemah dengan Intel Corp. dan Avanced Micro Devices Inc. turun sekitar 6 persen pada Rabu.

Indeks S&P 500 juga membukukan penurunan tiga hari berturut-turut, terpanjang sejak awal Mei. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor dua tahun, yang dianggap paling sensitif terhadap suku bunga, naik menjadi 4,7 persen menyusul kenaikan lelang obligasi tenor 20 tahun yang kuat.

Ketua Fed Jerome Powell menegaskan kembali bahwa suku bunga yang lebih tinggi diperlukan untuk memerangi inflasi dalam laporan tengah tahunannya kepada Kongres AS. “Dua kenaikan suku bunga lagi tahun ini adalah tebakan yang cukup bagus," katanya, sambil mendukung target inflasi 2 persen bank sentral.

Pembuat kebijakan The Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan minggu lalu, perkiraan mereka menyiratkan sekitar dua kenaikan suku bunga seperempat poin tambahan atau satu setengah poin kenaikan. Sejak itu, pasar uang telah memasang peluang sekitar 80 persen untuk kenaikan suku bunga seperempat poin persentase pada Juli.

“Powell benar-benar konsisten dengan pesannya kepada Kongres dan juga pasar,” kata Joe Gilbert, manajer portofolio di Integrity Asset Management.

Menurut Gilbert, Powell menegaskan kembali bahwa inflasi adalah musuh publik nomor satu dan Fed harus mengendalikannya untuk memberikan stabilitas pada sistem dan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Powell mempertahankan opsionalitas bahkan dengan laporan pekerjaan AS dan Indeks harga konsumen (CPI) sebelum pertemuan Fed berikutnya.

Di tengah sinyal The Fed yang hawkish, reli saham kuartal kedua telah membentur tembok karena antusiasme investor berkurang. Pengukur rasa takut pasar yakni Indeks Volatilitas Cboe atau VIX, anehnya terpantau tenang atau turun ke level terendah sejak Januari 2020.

“Ambil posisi dan pengejaran investor sepertinya tidak lagi menjadi penarik besar seperti yang terjadi selama enam atau tujuh minggu terakhir. Itulah sebabnya, hal-hal menjadi parabola, mereka tidak melakukannya selamanya," kata Anastasia Amoroso, kepala strategi investasi di iCapital.

Wall Street sangat memperhatikan imbal hasil surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun. Penurunan harga surat utang tersebut biasa dipandang sebagai tanda kepercayaan investor terhadap ekonomi, yang mencapai inversi tertajam terhadap surat utang tenor dua tahun sejak 1980-an pada bulan Maret 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper