Bisnis.com, JAKARTA – PT Perusahaan Nusantara III atau PTPN III sedang menyelesaikan proses penggabungan empat anak usaha perkebunan menjadi subholding PalmCo pada bulan ini. Selanjutnya, PalmCo ditargetkan untuk menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada akhir 2023 dengan perkiraan target dana sekitar Rp5 triliun-Rp10 triliun.
Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan PalmCo tengah menunggu persetujuan resmi dari kreditur pada Juni ini yang akan membuka jalan untuk proses IPO. Adapun PT Mandiri Sekuritas, DBS, BNP Paribas, dan CIMB ditunjuk sebagai penjamin emisi IPO tersebut.
“Layaknya balapan mobil, kita sudah berdiri di garis start, hanya menunggu bendera hijau untuk tancap gas,” kata Mohammad Abdul Ghani, mengutip Bloomberg, Senin (12/6/2023).
Ghani belum menyebut detail target IPO tersebut. Namun, pada tahun lalu, perseroan disebut mengincar dana IPO pada kisaran Rp5 triliun hingga Rp10 triliun dengan melepas 20 persen saham ke publik.
Sebelumnya, PalmCo ditargetkan mampu memenuhi 80 persen kebutuhan minyak goreng curah pada 2026. Dengan adanya Palmco, PTPN Group ditargetkan mampu meningkatkan produksi minyak goreng curah 4 kali lipat pada 2026. Produksi diprediksi naik dari 460.000 ton per tahun saat ini menjadi 1,8 juta ton per tahun pada 2026.
Berdasarkan catatan Bisnis, Direktur PTPN III Dwi Sutoro sempat mengatakan total pendapatan dari PTPN pada 2022 secara keseluruhan adalah sebesar Rp56 triliun, dengan laba bersih Rp5,5 triliun.
Baca Juga
Dia menyebut, usaha sawit PTPN menghasilkan pendapatan sebesar Rp30-Rp35 triliun pada 2022.
"Jadi bisa dihitung sendiri, laba bersih tahun 2022 sekitar Rp5,5 triliun. Tahun ini target pendapatan Rp60 triliun untuk total, untuk sawit targetnya Rp40 triliun," kata Dwi ditemui di Mangupura, Bali, Selasa (7/3/2023).
Lebih lanjut, untuk ekspansi PTPN III tahun ini, di hilir PTPN akan memiliki empat kilang pemurnian atau refinery yang akan digunakan untuk memproduksi biodiesel dan minyak goreng.