Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten pelat merah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) berpotensi disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran belum menyerahkan laporan keuangan tahun penuh 2022.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan Bursa akan melayangkan surat peringatan ketiga kepada emiten yang belum melaporkan laporan tahunan 2022 atau belum membayar denda hingga akhir Juni 2023.
“Untuk yang sudah SP1 dan SP2 dan belum menyampaikan laporan atau bayar denda, agendanya SP3 (suspensi),” katanya saat ditemui di Gedung Bursa Efek, Senin (12/6/2023).
Sebelumnya Bursa telah memberikan surat peringatan pertama dan kedua berikut denda Rp50 miliar bagi emiten yang belum melaporkan laporan keuangan tahunan sampai dengan 2 Mei 2023. Terdapat 61 emiten yang belum melakukan kewajiban pelaporan salah satunya KRAS.
Meski demikian, KRAS justru telah melaporkan laporan keuangan kuartal I/2023. Krakatau Steel mencatatkan rugi bersih US$18,26 juta atau sekitar Rp273,52 miliar (estimasi kurs Rp14.977 per dolar AS) pada kuartal I/2023.
Rugi bersih itu berbalik dari laba bersih US$26,45 juta per Maret 2022. Torehan ini turut dipengaruhi oleh rugi kurs sebesar US$25,8 juta dari sebelumnya keuntungan kurs US$5,3 juta.
Baca Juga
Manajemen KRAS mengklaim faktor utama rugi berasal dari rugi selisih kurs sebesar US$25,8 juta. Jika rugi selisih kurs yang di luar kontrol kami dihilangkan, maka kerugian di kuartal I/2023 tidak terjadi, artinya Krakatau Steel masih membukukan laba bersih sekitar US$5,9 juta.
Terlepas dari kinerja bottom line yang negatif, Krakatau Steel sejatinya mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 2,04 persen mencatatkan pendapatan US$689,83 juta pada kuartal I/2023 atau setara Rp10,33 triliun dari dari US$675,99 juta per Maret 2022.
Di luar itu, KRAS telah merencanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu, 21 Juni 2023. Agenda tersebut memiliki 7 mata acara, salah satunya adalah persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan konsolidasian tahun buku 2022.
Selain itu, agenda rapat juga akan membahas mengenai penggunaan laba bersih tahun buku 2022.