Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arab Saudi Beri Kode OPEC Pangkas Produksi Minyak

Arab Saudi bakal memangkas produksi minyaknya lantaran dunia sedang dibayangi oleh pelemahan harga minyak dan kelebihan pasokan di pasar global.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Arab Saudi menjanjikan pengurangan produksi minyaknya secara sukarela, sebagai bagian pemangkasan pasokan dari negara anggota OPEC+.

Salah satu sumber Reuters seperti dikutip pada Minggu (4/6/2023) menyebutkan, kebijakan itu diambil oleh Arab Saudi lantaran dunia sedang dibayangi oleh pelemahan harga minyak dan kelebihan pasokan di pasar global.

Sementara itu, sumber tersebut juga mengatakan, kesepakatan pemangkasan produksi minyak juga diperoleh dari para negara anggota OPEC+ setelah melalui perundingan selama tujuh jam pada Minggu (4/6/2023), di Wina, Austria.

Adapun, dua sumber OPEC+ mengatakan kelompok tersebut kemungkinan akan mempertahankan perjanjian pengendalian produksi yang ada pada 2023 dan melakukan pemotongan produksi tambahan pada tahun 2024.

Namun demikian, belum jelas kapan Arab Saudi akan mulai melakukan pemangkasan produksi secara sukarela termasuk yang dilakukan oleh OPEC+ secara keseluruhan.

Seperti diketahui OPEC+, yang mengelompokkan negara eksportir minyak seperti, Aljazair, Angola, Arab Saudi, Gabon, Guinea Khatulistiwa, Iran, Irak, Kongo, Kuwait, Libya, Nigeria, Uni Emirat Arab (UEA), dan Venezuela dan ditambah dengan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia. Kelompok negara tersebut memasok sekitar 40 persen minyak mentah dunia.

Sebelumnya, empat sumber yang mengetahui diskusi OPEC+ itu mengatakan kepada Reuters bahwa pengurangan produksi tambahan sedang dibahas untuk pertemuan hari ini.

"Kami sedang mendiskusikan paket lengkap [perubahan kesepakatan]," kata salah satu dari empat sumber.

Tiga dari empat sumber mengatakan pemotongan bisa berjumlah 1 juta barel per hari di atas pemotongan yang ada sebesar 2 juta barel per hari dan pemotongan sukarela sebesar 1,6 juta barel per hari, yang sebelumnya diumumkan secara mengejutkan pada April lalu dan mulai berlaku pada bulan ini.

Pengumuman April membantu mendorong harga minyak sekitar US$9 per barel lebih tinggi di atas US$87, yang kembali landai di tengah kekhawatiran tentang pertumbuhan dan permintaan ekonomi global. Pada Jumat, patokan internasional Brent menetap di US$76 per barel.

Jika disetujui, pemotongan baru akan membuat total volume pengurangan menjadi 4,66 juta barel per hari, atau sekitar 4,5 persen dari permintaan global.

Biasanya, pemotongan produksi berlaku sebulan setelah disetujui, tetapi para menteri juga dapat menyetujui implementasi selanjutnya. Mereka juga dapat memutuskan untuk mempertahankan produksi tetap stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper