Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC+ Berkumpul di Wina, Siap-siap Kejutan Lagi Buat Harga Minyak

OPEC+ disebut tidak akan memutuskan pengurangan pasokan minyak mentah pada pertemuan hari Minggu (4/6/2023) di Wina, Austria.
Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman/Bloomberg.
Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman/Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – OPEC dan sekutunya dikabarkan tidak akan memutuskan pengurangan pasokan minyak mentah pada pertemuan hari Minggu (4/6/2023) di Wina, Austria, sekalipun harga minyak sempat turun menjadi US$70 per barel pekan ini.

Kabar mengenai keputusan OPEC+ tersebut diutarakan oleh dua sumber yang dekat dengan aliansi itu kepada Reuters, Jumat (2/6/2023). Namun keputusan terbaru ini masih belum sepenuhnya jelas.

OPEC+ sebagai Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, memompa sekitar 40 persen minyak mentah dunia. Artinya, rangkaian kebijakan OPEC+ selalu berdampak besar pada harga minyak mentah.

Dua sumber OPEC+ mengatakan mereka tidak memperkirakan kelompok tersebut akan menyetujui pengurangan produksi lebih lanjut pada Minggu, ketika para menteri OPEC+ berkumpul pada pukul 2 siang di Wina. Sebelum pertemuan itu, para menteri OPEC akan bertemu pukul 11 pagi pada Sabtu (3/6/2023).

Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman dan rekan-rekannya dari Aljazair dan Uni Emirat Arab termasuk di antara mereka yang dijadwalkan tiba di Wina pada Jumat malam.

Ketika prospek ekonomi memburuk, beberapa anggota OPEC+ pada bulan April menjanjikan pemotongan sukarela mulai Mei, menambah pengurangan 2 juta barel per hari (bpd) yang disepakati tahun lalu.

Sumber Reuters lain mengatakan terlalu dini untuk memastikan hasilnya pada hari Minggu, dengan pembicaraan bilateral antara para menteri diharapkan menjelang pertemuan tersebut. Sumber keempat bahkan mengatakan gagasan memformalkan pemotongan sukarela sebagai keputusan OPEC+ sedang dipertimbangkan.

Pengumuman mengejutkan OPEC+ pada April lalu mendorong harga minyak sekitar US$9 per barel lebih tinggi menjadi di atas US$87, dan kembali melemah untuk diperdagangkan sekitar US$75 pada hari Jumat, di bawah tekanan dari kekhawatiran tentang pertumbuhan dan permintaan ekonomi global.

Pekan lalu, Pangeran Abdulaziz mengatakan kepada investor bahwa dia sedang mempersingkat harga minyak untuk "diwaspadai", yang ditafsirkan oleh banyak pengamat pasar sebagai peringatan pengurangan pasokan tambahan.

Namun, media Rusia kemudian melaporkan bawah Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak tidak mengharapkan langkah baru dari OPEC+ di Wina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper