Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPR AS Loloskan RUU Pagu Utang, Wall Street Ditutup Menguat

Wall Street Menguat pada penutupan perdagangan Kamis (1/6/2023), karena investor menyambut pemungutan suara di Kongres untuk menangguhkan pagu utang AS.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Wall Street Menguat pada penutupan perdagangan Kamis (1/6/2023), karena investor menyambut pemungutan suara di Kongres untuk menangguhkan pagu utang AS di tengah meningkatkan harapan bahwa Federal Reserve akan menghentikan kenaikan suku bunga.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 153,30 poin atau 0,47 persen, menjadi menetap di 33.061,57. Indeks S&P 500 menguat 41,19 poin atau 0,99 persen, menjadi berakhir di 4.221,02. Sementara Indeks Komposit Nasdaq terkerek 165,70 poin atau 1,28 persen, menjadi ditutup pada 13.100,98.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor teknologi dan industri memimpin penguatan yang masing-masing naik 1,33 persen dan 1,26 persen. Sementara itu, sektor utilitas dan kebutuhan pokok konsumen masing-masing turun 0,78 persen dan 0,09 persen.

Saham-saham AS menguat pada Kamis (1/6/2023) setelah Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan RUU pagu utang Rabu (31/5/2023) malam dalam langkah tegas untuk menjaga pemerintah federal di jalur untuk mencegah potensi gagal bayar, dengan undang-undang sekarang pindah ke Senat.

Anggota parlemen bipartisan di DPR menyetujui RUU yang berjudul Fiscal Responsibility Act dengan suara 314-117.

"Senat akan tetap bersidang sampai kami mengirimkan RUU yang menghindari gagal bayar ke meja Presiden Biden," kata Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer sebagaimana dikutip Antara.

"Setiap perubahan pada RUU ini yang memaksa kami untuk mengirimkannya kembali ke DPR tidak dapat diterima," tambah Schumer.

Komentar dari beberapa gubernur bank sentral yang menyarankan mungkin tidak perlu menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan kebijakan Federal Reserve 13-14 Juni juga telah mendorong sentimen pasar.

Presiden Federal Reserve Philadelphia Patrick Harker mengatakan pada Kamis (1/6/2023) bahwa menurutnya Fed hampir mencapai titik untuk dapat berhenti menaikkan suku bunga. Komentar ini muncul satu hari setelah Harker mengatakan mungkin tepat untuk "melewatkan" kenaikan suku bunga pada Juni.

Kebijakan moneter dalam kondisi yang jauh lebih baik sekarang dengan suku bunga "pada tingkat yang lebih tepat daripada tahun lalu," tulis Presiden Federal Reserve St. Louis, James Bullard, dalam analisis yang diterbitkan pada Kamis (1/6/2023).

Investor juga mencerna sejumlah data ekonomi baru, yang memberikan wawasan lebih lanjut tentang pasar tenaga kerja AS. Pasar tenaga kerja telah menjadi sektor yang diawasi ketat mengingat kekhawatiran bahwa situasi yang ketat dapat memaksa Fed untuk menaikkan suku bunga lagi.

Perusahaan swasta di Amerika Serikat menambahkan 278.000 pekerjaan pada Mei, melampaui ekspektasi para ekonom sebesar 170.000, perusahaan data penggajian Automatic Data Processing (ADP) melaporkan Kamis (1/6/2023).

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (1/6/2023) bahwa klaim pengangguran baru naik menjadi 232.000 dalam pekan yang berakhir 27 Mei, dibandingkan dengan tingkat revisi minggu sebelumnya di 230.000.

Federal Reserve akan bertemu pada 14 Juni dan para anggota tampaknya terpecah atas tindakan apa yang akan diambil Fed, kata Kenny Fisher, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan daring multi-aset.

"Data ekonomi AS solid, membuat Fed lebih sulit mengambil jeda," kata Fisher.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper