Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Terguncang Parlemen AS Menentang Naiknya Plafon Utang

Saham-saham di Wall Street ditutup melesu akibat anggota parlemen AS yang menentang kesepakatan untuk menaikkan plafon utang US$31,4 triliun.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham di Wall Street ditutup melesu akibat anggota parlemen AS yang menentang kesepakatan untuk menaikkan plafon utang US$31,4 triliun.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 50,56 poin atau 0,15 persen, menetap di 33.042,78 poin. Indeks S&P 500 naik tipis 0,07 poin atau 0,00 persen, menjadi berakhir di 4.205,52 poin. Indeks Komposit Nasdaq bertambah 41,74 poin atau 0,32 persen, menjadi ditutup pada 13.017,43 poin.

Dari 11 sektor utama S&P 500 hanya tiga sektor yang berakhir lebih tinggi, sementara jumlah saham yang mencatat penurunan melebihi yang membukukan kenaikan di S&P 500 dan Nasdaq.

Indeks S&P 500 pada dasarnya ditutup datar tetapi tetap mendekati level tertinggi sejak Agustus 2022, tepat di atas 4.200 poin. Dow Jones Industrial Average juga lebih rendah sementara Komposit Nasdaq naik. S&P 500 dan Nasdaq masih ditetapkan untuk mencatat kenaikan bulanan pada Mei.

Selama akhir pekan, Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy setuju untuk menangguhkan sementara plafon utang dan membatasi sebagian pengeluaran federal.

Pada Selasa (30/5/2023), McCarthy mengatakan kesepakatan itu akan menjadi "mudah" bagi Partai Republik untuk memilih dan kemungkinan besar akan disahkan, tetapi beberapa Republikan sayap kanan mengatakan mereka menentang kesepakatan bipartisan tersebut.

"Saya tidak akan terkejut jika hasil pemungutan suara pertama gagal dan mereka harus kembali lagi," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA di New York. Tapi saya sangat yakin perjanjian plafon utang akan disetujui sebelum tanggal jatuh 5 Juni."

Komite Aturan DPR mulai mempertimbangkan RUU setebal 99 halaman, dengan Gedung Putih mengatakan Biden berbicara dengan anggota Kongres Demokrat yang progresif dan moderat.

Sementara itu, kenaikan suku bunga Federal Reserve untuk melawan inflasi yang membandel menghambat pertumbuhan ekonomi dan laba perusahaan, menyisakan sekitar 20 perusahaan untuk mendorong pengembalian total 10 persen untuk S&P 500 sepanjang tahun ini, kata Anthony Saglimbene, kepala strategi pasar di Ameriprise Financial di Troy, Michigan.

"Mendapatkan legilasi plafon utang yang ditandatangani menjadi undang-undang tidak akan menghapus overhang lain yang masih ada di pasar," katanya, menambahkan bahwa mayoritas saham pada dasarnya di kisaran ketat tahun ini.

Data menunjukkan kepercayaan konsumen naik lebih dari yang diperkirakan pada Mei, yang dapat memicu spekulasi bahwa Fed mungkin akan menaikkan suku bunga lebih banyak untuk melawan inflasi.

Pedagang berjangka menetapkan peluang 65 persen kenaikan suku bunga 25 basis poin pada akhir pertemuan pembuat kebijakan Fed pada 13-14 Juni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper