Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Balik Lagi ke Rp15.090, Aduh!

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka terkoreksi ke level Rp15.019 pada pembukaan perdagangan Rabu (31/5/2023).
Mata uang dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Minggu (9/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Mata uang dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Minggu (9/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka terkoreksi ke level Rp15.019 pada pembukaan perdagangan Rabu (31/5/2023). Pelemahan rupiah terjadi kala indeks dolar AS meningkat.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.15 WIB, rupiah dibuka terkoreksi 0,23 persen ke Rp15.019 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,07 persen ke 104,23.

Beberapa mata uang kawasan Asia yang dibuka melemah terhadap dolar AS pagi ini adalah yuan China turun 0,37 persen, ringgit Malaysia turun 0,28 persen, dan dolar Taiwan turun 0,26 persen.

Selanjutnya, baht Thailand turun 0,22 persen, dolar Singapura turun 0,21 persen, rupee India turun 0,11 persen, dan yen Jepang turun 0,05 persen.

Sementara itu, mata uang kawasan Asia yang menguat di hadapan dolar AS adalah won Korea Selatan naik 0,12 persen, peso Filipina naik 0,10 persen, dan dolar Hong Kong naik 0,02 persen.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS seiring berbaliknya ekspektasi pasar mengenai kebijakan moneter Bank Sentral AS alias The Fed. 

Rentetan data perekonomian AS yang terus meningkat beberapa waktu terakhir membuat pasar berekspektasi The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan. Ekonomi yang baik dinilai dapat memicu inflasi yang lebih tinggi.

Dia mengatakan data survei CME FedWatch Tool menunjukkan 61,9 persen responden berekspektasi The Fed akan menaikan suku bunga acuan 25 basis poin pada rapat Juni 2023. Sementara 38,1 responden berekspektasi tidak ada perubahan.

“Padahal seminggu sebelumnya responden yang berekspektasi [suku bunga] tetap, lebih tinggi persentasenya dibandingkan yang mengharapkan naik,” ujar Ariston kepada Bisnis, Rabu (31/5/2023).

Lebih lanjut, dia mengatakan data survei tingkat keyakinan konsumen AS menunjukan kenaikan yang melebihi ekspektasi untuk Mei 2023. Tingkat keyakinan konsumen dapat menjadi indikator konsumen AS tidak menahan diri untuk melakukan pembelian yang memicu kenaikan inflasi.

Kemudian pelaku pasar juga mengkhawatirkan kesepakatan pagu utang AS yang akan berlangsung di Kongres. Pasar khawatir jika kesepakatan tidak memenuhi harapan pasar dan dapat mendorong pelaku pasar masuk kembali ke aset aman seperti dolar AS.

Ariston memproyeksi rupiah melemah ke rentang Rp15.000-Rp15.050 dengan support di kisaran Rp14.950.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper