Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen beton, PT Berkah Beton Sadaya Tbk. (BEBS) milik Sultan Subang Asep Sulaeman Sabanda kembali menjadi buah bibir di kalangan investor.
Terkini, pada perdagangan Jumat (26/5/2023), saham BEBS mentok batas auto rejection atas (ARA) naik 9,68 persen atau 30 poin menjadi Rp340. Padahal, sebelumnya sepanjang hari perdagangan saham BEBS berkutat di batas auto reject bawah (ARB). Pada hari itu, saham BEBS bergerak di rentang Rp290-Rp340.
Mengutip data RTI, di harga Rp290 terdapat antrean jual hingga 33,09 juta lot, sedangkan antrean beli kosong. Jelang penutupan ada yang masuk di Rp340 dengan volume yang lebih rendah dibandingkan antrean jual. Namun, harga yang terbentuk malah harga di Rp340 per saham.
Fenomena saham BEBS pun menjadi obrolan hangat di grup saham. Salah satu pengamat pasar modal, Teguh Hidayat, bahkan mengkritik pergerakan saham BEBS tersebut.
"Bagaimana ceritanya saham BEBS yang ARB seharian tiba-tiba pre closing lompat dengan nilai transaksi cuma Rp22 juta? Bukannya agar BEBS ini naik maka bandarnya harus makan semua penawaran sekian juta lot itu?" seperti dikutip dari instagramnya.
Dia pun menyimpulkan jika fenomena ini berlanjut, maka tanpa perlu modal miliaran satu saham bisa saja digoreng sampai mentok batas ARA setiap hari.
Baca Juga
Adapun, terkini pada Senin (29/5/2023) saham BEBS ambrol 6,47 persen atau 22 poin ke batas ARB Rp318. Saham BEBS mentok ARB sejak pembukaan perdagangan pagi.
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengidentifikasi terkait perdagangan efek yang membentuk harga di sesi penutupan perdagangan saham.
"Berkenaan dengan fenomena pembentukan harga efek tertentu pada sesi pra penutupan JATS, maka BEI sedang melakukan tindak lanjut berupa penelaahan dan analisis untuk mengidentifikasi hal tersebut," jelas BEI dalam keterangan resminya, Senin (29/5/2023).
Menurut BEI, tindak lanjut ini merupakan upaya BEI untuk menjaga perdagangan efek di bursa tetap berjalan dengan teratur, wajar, dan efisien.