Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah Bersama Mayoritas Mata Uang Asia, Dekati Rp15.000

Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp14.948 pada perdagangan hari ini, Kamis (25/5/2023), sementara indeks dolar menguat.
Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp14.948 pada perdagangan hari ini, Kamis (25/5/2023), sementara indeks dolar menguat. Bisnis/Arief Hermawan P
Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp14.948 pada perdagangan hari ini, Kamis (25/5/2023), sementara indeks dolar menguat. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp14.948 pada perdagangan hari ini, Kamis (25/5/2023), sementara indeks dolar menguat 0,12 persen ke posisi 103.925. 

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang rupiah dibuka melemah 0,32 persen atau turun 48 poin ke posisi Rp14.948 di hadapan dolar AS. Sementara itu mayoritas mata uang Asia lainnya terpantau bergerak turun. 

Yen Jepang bergerak melemah 0,09 persen, dolar Hong Kong melemah 0,04 persen, dolar Singapura melemah 0,17 persen, dolar Taiwan melemah 0,04 persen, won Korea turun 0,48 persen, dan peso Filipina melemah 0,07 persen.

Kemudian yuan China melemah 0,02 persen, ringgit Malaysia melemah 0,52 persen dan bath Thailand melemah 0,23 persen. Hanya rupee India yang menguat 0,16 persen. 

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.880- Rp14.850 per dolar AS.

Ibrahim menjelaskan dolar AS stabil pada perdagangan Rabu, dan mendekati level tertinggi dua bulan dengan kurangnya kemajuan dalam negosiasi untuk menaikkan dolar AS. 

"Risalah pertemuan Fed (FOMC Minutes) pada Mei, yang akan dirilis hari ini, dicermati oleh pelaku pasar untuk menemukan petunjuk kapan bank sentral berencana menghentikan siklus kenaikan suku bunga," tulis Ibrahim dalam riset, dikutip Kamis (25/5/2023).

Sejumlah pembicara Fed selama sepekan terakhir memberikan sinyal sikap hawkish tentang kebijakan moneter bank sentral. Hal lini menunjukkan kebijakan moneter dalam denominasi dolar AS menjadi perhatian utama. 

Sementara, Bank of England menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin awal bulan ini, dan angka ini kemungkinan akan memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral akan terpaksa menaikkan suku bunga lagi pada bulan Juni. Dari sisi internal, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa transaksi berjalan kembali mencatat surplus yang didukung oleh surplus neraca perdagangan barang yang tetap tinggi.  

Pada kuartal pertama 2023, transaksi berjalan membukukan surplus sebesar US$3,0 miliar atau 0,9 persen dari PDB, lebih rendah US$1,2 miliar dibandingkan surplus pada kuartal IV/2022 sebesar US$4,2 miliar atau 1,3 persen dari PDB. Adapun, neraca perdagangan barang pada kuartal I/2023 mencatat surplus US$14,7 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada kuartal keempat 2022 sebesar US$17,0 miliar. 

Perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah perbaikan defisit neraca perdagangan migas.

Sementara itu, defisit neraca jasa mengalami penurunan, ditopang oleh kinerja jasa perjalanan (travel) yang terus menguat seiring dengan mobilitas yang meningkat dan dampak positif dari pembukaan ekonomi China sehingga mendorong kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara. 

Neraca perdagangan jasa pada kuartal pertama 2023 tercatat mengalami defisit sebesar US$4,6 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya sebesar US$5,5 miliar. Namun, angka tersebut lebih dalam dibandingkan dengan defisit pada kuartal I/2022 sebesar US$4,4 miliar.   

Defisit neraca pendapatan primer pada kuartal pertama 2023 tercatat sebesar US$8,6 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan kuartal keempat 2022 sebesar US$9,2 miliar, namun meningkat dibandingkan dengan kuartal I/2022 sebesar US$7,9 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper