Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menyetujui pembagian dividen sebesar US$500 juta atau setara Rp7,35 triliun (kurs Rp14.700 per dolar AS). Nilai dividen total ADRO ini merupakan nilai dividen terbesar sepanjang masa ADRO.
Total dari dividen final untuk tahun buku 2022 ini adalah senilai US$1 miliar atau setara 40,11 persen dari laba tahun berjalan tersebut. Dividen disetujui pada Rapat Pemegang Saham Tahunan (RUPST) ADRO hari ini, Kamis (11/5/2023).
Sebanyak US$500 juta telah dibayarkan ADRO pada 13 Januari 2023 sebagai dividen tunai interim, sementara sisanya sebesar US$500 juta akan dibayarkan sebagai dividen tunai final. Jumlah dividen ini setara dengan Rp229,8 per saham.
Apabila dilihat dalam lima tahun ke belakang, dividen payout ratio ini merupakan payout ratio terkecil yang diberikan ADRO. Dividen payout ratio terbesar diberikan ADRO untuk tahun buku 2020 sebesar 99,92 persen.
Akan tetapi, secara nilai dividen, nilai dividen ini merupakan nilai dividen terbesar ADRO sepanjang masa, yakni dengan total US$1 miliar.
Sebelumnya, secara nilai, dividen terbesar yang dibagikan ADRO adalah pada tahun 2021 yang sebesar US$650 juta. Pada tahun tersebut, dividend payout ratio ADRO mencapai 69,63 persen.
Baca Juga
Secara berturut-turut, sejak 2016 hingga 2021 ADRO membagikan dividen masing-masing senilai US$101 juta, US$250,13 juta, US$200,23 juta, US$146,81 juta, dan US$650 juta.
Sepanjang 2022, laba inti ADRO naik 140 persen menjadi US$3,01 miliar dari US$1,25 miliar pada tahun sebelumnya. Adapun total laba bersih mencapai US$2,83 miliar setara Rp43,23 triliun, atau naik 175 persen secara tahunan.
Emiten batu bara yang dinakhodadi Garibaldi ‘Boy’ Thohir ini bahkan mencatat rekor tertinggi pendapatan sebesar US$8,10 miliar setara Rp123,74 triliun (kurs Rp15.273) sepanjang 2022, atau naik 103 persen dari US$3,99 miliar pada akhir 2021.