Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp14.710 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (9/5/2023), usai Bank Indonesia mengumumkan adanya penurunan cadangan devisa Indonesia di periode April 2023.
Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,22 persen ke Rp14.710 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,10 persen ke 101,48.
Bersamaan dengan pelemahan rupiah, won Korea Selatan turun 0,18 persen, dolar Singapura turun 0,07 persen, yuan China turun 0,13 persen.
Sementara itu, yen Jepang menguat 0,04 persen, dolar Hong Kong 0,02 persen, dan baht Thailand menguat 0,43 persen.
Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priadi memperkirakan rupiah akan melanjutkan konsolidasi dalam rentang Rp14.700-Rp14.800 per dolar AS.
Sentimen global menurutnya akan datang dari indeks kepercayaan investor Sentix di zona Euro memburuk pada bulan Mei menjadi -13,1. Memburuknya sentimen investor di zona Euro disebabkan oleh terhambatnya proses disinflasi April, tercermin dari rebound inflasi umum menjadi 7 persen yoy.
Baca Juga
Resiliensi inflasi di zona Euro membuat investor dan pebisnis khawatir terhadap arah kebijakan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) yang berpotensi meneruskan kenaikan suku bunga hingga kuartal III/2023, sesuai dengan prediksi Samuel Sekuritas.
Sementara dari dalam negeri, cadangan devisa Indonesia turun pada bulan April menjadi US$144,2 miliar. Angka tersebut setara dengan 6,4 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Salah satu penyebab turunnya nilai cadangan devisa Bank Indonesia adalah pelunasan obligasi global pemerintah dengan kode RI0423 senilai US$1,26 miliar. Menurut estimasi Samuel Sekuritas, nilai cadangan devisa likuid BI menurun menjadi US$130,7 miliar.