Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah Rp14.682, Dolar AS Mulai Bangkit

Bersama dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia terpantau bergerak di zona merah terhadap dolar AS.
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke Rp14.682 per dolar AS pada perdagangan awal pekan, Senin (8/5/2023).

Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, nilai tukar rupiah melemah 0,03 persen atau 4 poin ke Rp14.682 per dolar AS. Pelemahan rupiah terjadi ketika indeks dolar melemah 0,05 persen ke 100,99 dari posisi pembukaan 101,10.

Bersama dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia terpantau bergerak di zona merah terhadap greenback. Won Korea Selatan melemah 0,39 persen, sementara yen Jepang turun 0,04 persen terhadap dolar AS. Baht Thailand dan ringgit Malaysia juga melemah masing-masing sebesar 0,21 persen dan 0,03 persen.

Adapun dolar Singapura menjadi segelintir mata uang di Asia yang menguat terhadap dolar AS. Mata uang Negeri Singa terpantau naik 0,07 persen sampai pukul 09.06 WIB.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi sebelumnya mengatakan dolar AS jatuh pada perdagangan Jumat pekan lalu karena para pedagang mengkhawatirkan gejolak yang berkelanjutan dalam sistem perbankan AS dapat mengakibatkan penurunan suku bunga yang lebih awal dari perkiraan oleh Federal Reserve.

Bank Sentral AS telah menaikkan suku bunga pada Rabu, tetapi mengisyaratkan bahwa ini akan menjadi puncak dari siklus pengetatan agresif selama setahun dengan menghapus kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut.  Sementara itu, Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, dengan Presiden Christine Lagarde mengisyaratkan lebih banyak pengetatan yang akan datang.

Meskipun demikian, pesanan industri Jerman turun secara signifikan lebih dari yang diperkirakan pada Maret, merosot sebesar 10,7 persen dari bulan sebelumnya, penurunan bulanan terbesar sejak 2020 pada puncak pandemi Covid-19.

Dari sisi internal, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2023 ini mencapai 5,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Secara kuartalan, ekonomi Indonesia kuartal pertama 2023 terhadap kuartal keempat 2022 terkontraksi sebesar 0,92 persen (qoq).

Produk domestik bruto (PDB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) pada kuartal pertama tahun ini tercatat sebesar Rp2.961,2 triliun. Adapun, PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp5.071,7 triliun.

Penopang pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2023 di atas 5 persen adalah sektor industri dengan sumbangan sebesar 0,92 persen.  Sementara itu, berdasarkan komponen pengeluaran BPS mencatat pertumbuhan ekonomi terbesar masih berasal dari konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,54 persen (yoy).

Di samping konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) juga menjadi salah satu penyumbang utama pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2023, yaitu tumbuh sebesar 2,11 persen (yoy). Dari berbagai sentimen tersebut, Ibrahim memperkirakan rupiah dibuka berfluktuatif hari ini, tetapi ditutup menguat direntang  Rp14.650—Rp14.710 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper