Bisnis.com, JAKARTA — PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mencatatkan penjualan ekspor hingga 156.000 ton per kuartal I/2023. Capaian ini naik 368,6 persen secara year-on-year (YoY).
Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya mengatakan penjualan ekspor disokong oleh penjualan ke Bangladesh dan Brunei Darussalam. Terlebih lagi HeidelbergCement yang juga mempunyai kepemilikan pabrik Indocement memiliki fasilitas penggilingan semen di kedua negara tersebut.
“HeidelbergCement mempunyai unit penggilingan semen di sana sehingga kami memanfaatkan itu,” ujarnya dalam Media Visit dengan Bisnis Indonesia, Selasa (9/5/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan ekspor juga dapat berpotensi menjadi solusi atas adanya kelebihan pasokan semen. Selain itu, industri semen disebut mengalami kelebihan pasokan sekitar 53 juta ton sampai 54 juta ton.
Saat ini pun, kapasitas dari pasar semen mencapai 116,8 juta ton, sedangkan konsumsinya hanya mencapai 63 juta ton. Dia lantas menyebut industri semen tidak membutuhkan penambahan kapasitas.
“Saya setuju sebetulnya kalau ada kelebihan pasokan semestinya pabrikan mencari jalan ekspor karena kalau mau semuanya mau jual dalam negeri harga pasti akan jatuh ,” tuturnya.
Baca Juga
Adapun jika menilik laporan keuangan per 31 Maret 2023, Indocement mencatatkan ekspor senilai Rp92,99 miliar. Capaian ekspor tersebut naik 226,2 persen dari Rp28,5 miliar secara YoY.
Pendapatan ekspor semen dari Indocement diperoleh dari HC Trading Asia and Pacific Pte. Ltd., yang jumlahnya mencapai total keseluruhan ekspor pada kuartal I/2023.
Indocement juga memiliki perjanjian distribusi ekspor dengan HC Trading Malta Limited dan HC Trading Asia and Pacific Pte. Ltd., entitas anak HeidelbergCement AG, yang berlaku sampai 10 April 2026.
Indocement mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,24 triliun hingga tiga bulan pertama 2023. Pendapatan ini naik 19,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (YoY).
Secara rinci untuk pendapatan dari pihak ketiga tercatat penjualan semen mencapai Rp3,79 triliun atau naik 17,27 persen, penjualan beton siap pakai sebesar Rp337,99 miliar naik 20,32 persen, dan penjualan agregat Rp18,18 miliar atau naik 62,63 persen.
Kemudian, penjualan semen kepada pihak berelasi mencapai Rp92,99 miliar atau naik 226,2 persen. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp371,37 miliar. Laba tersebut naik 103,43 persen dari Rp182,55 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.